Terakhir diperbarui pada 02/09/2019 oleh Timotius Ari
Film superhero Joko Anwar, Gundala mulai tayang di bioskop pada Kamis, 29 Agustus 2019. Selama tiga hari tayang, jumlah penonton film itu mencapai lebih dari 500 ribu. Tentunya hal ini adalah sebuah pencapaian tersendiri. Gundala menjadi pembuka jalan untuk Bumilangit Cinematic Universe (BCU). Di tengah kepopuleran Marvel Cinematic Universe dan DC Extended Universe, BCU akan membawa para pahlawan super lokal Indonesia ke layar lebar.
Gundala sendiri bisa dikatakan sebagai perpaduan antara The Flash, manusia tercepat dari DC Comics dan pahlawan mistis Jawa pengguna petir Ki Ageng Selo. Karakter komik ini diciptakan oleh Harya Suraminata, atau dikenal sebagai Hasmi pada 1969, tulis Jakarta Globe.
Adaptasi film layar lebar dari karakter ini tayang pada 1981. Gundala diperankan oleh Teddy Purba. Sedangkan Gundala versi Joko Anwar diperankan oleh Abimana Aryasatya.
Film ini juga akan tayang perdana di dunia dalam the Toronto International Film Festival bulan depan.
Gundala dimulai dengan sejarah hidup Sancaka, alter ego Gundala. Dia adalah anak jalanan yang dibuang oleh orang tuanya. Dipaksa mengais sampah untuk bertahan hidup di kota, dia hanya bisa melihat kejahatan merajalela dan ketidakadilan mendominasi hidupnya.
Sancaka lalu memperoleh kekuatan untuk menggunakan petir untuk melawan dan mengalahkan para penjahat. Termasuk musuh bebuyutannya Pengkor, diperankan aktor Malaysia Bront Palarae.
Setelah memperoleh kekuatan super baru itu, Sancaka mengalami dilema klasik yang dialami para superhero: haruskah dia melawan kejahatan sebagai pahlawan bertopeng atau menjalani hidup secara normal?
Joko membuat beberapa perubahan dari seri komik aslinya. Termasuk membuat Sancaka bekerja sebagai satpam untuk pabrik percetakan dan bukan di laboratorium sebagai ilmuwan jenius.
Sang sutradara itu berkata dia ingin Gundala terlihat sebagai pahlawan yang rendah hati, yang familiar di antara para penonton. “Gundala bukanlah pahlawan super yang bisa melakukan semuanya. Dia adalah pahlawan super yang rapuh,” kata Joko sebelum mulai syuting.
Supaya lebih realistis, semua adegan film itu disyuting di lokasi. Joko mengurangi penggunaan layar hijau. Dia ingin para aktor melakukan sendiri adegan pertarungan dan mengurangi penggunaan CGI.
Apa selanjutnya?
Setelah kesuksesan Gundala ini, ada kemungkinan Joko membuat sekuel film ini.
Selain itu, akan ada banyak pahlawan super dari BCU yang akan tayang di bioskop segera.
Sri Asih akan tampil dalam film solo. Film pertama sendiri sedang dalam tahap penggarapan, ujar Wicky V Olindo, produser Screenplay Pictures.
“Setelah Gundala, kami ingin seorang pahlawan super wanita dan Sri Asih adalah sosok itu. Kami tidak ingin langsung ke Godam [pahlawan super pria lain] setelah Gundala. Penonton ingin variasi,” kata Wicky.
Sri Asih akan diperankan oleh Pevita Pearce dan dijadwalkan tayang tahun depan.
Berikut ini daftar para pahlawan super BCU dan pemerannya:
Aquanus (Nicholas Saputra), Cempaka (Vanesha Prescilla), Nila Umaya (Della Dartyan), Ghani Zulham (Ario Bayu), Ridwan Bahri (Lukman Sardi), Dewi Api (Dian Sastro), Virgo (Zara JKT48), Mustika Sang Kolektor (Tatjana Saphira), Godam (Chico Jerikho), Tira (Chelsea Islan), Merpati (Tara Basro), Desti Nikita (Asmara Abigail), Camar (Hannah Al Rashid), Tanto Ginanjar (Daniel Adnan), Bidadari Mata Elang (Kelly Tandiono), dan Mandala (Joe Taslim).