Terakhir diperbarui pada 24/03/2023 oleh Timotius Ari
Kasus pencemaran nama baik oleh buzzer ini sebenarnya mirip seperti cerita yang kita lihat dalam drama. Sebelumnya, kita akan membahas istilah buzzer ini. Di Indonesia dan di Cina, bahkan di negara manapun di dunia ada profesi yang disebut buzzer. Menurut pengamat media sosial Enda Nasuiton dilansir dari Kompas, buzzer merupakan akun-akun di media sosial yang tidak mempunyai reputasi untuk dipertaruhkan. Mereka biasanya menyebarkan informasi di media sosial. Jenis informasi yang disebarkan tergantung dari tujuan mereka. Ada yang dipekerjakan untuk mempromosikan artis, tokoh masyarakat, tokoh politik dan bisnis dan ada yang dipekerjakan untuk menyerang atau menjatuhkan pihak lain.
Dalam industri hiburan di Cina, penggunaan buzzer juga umum dilakukan. Yang Zi adalah salah satu bintang papan atas, jadi dia tentunya tidak luput dari serangan buzzer dari pihak-pihak yang ingin menjatuhkannya. Beberapa waktu yang lalu, pihak manajemen wanita cantik itu mengumumkan jika mereka akan mengambil langkah hukum terhadap para buzzer yang menyerang Yang Zi. Kasus ini adalah salah satu langkah konkret yang mereka lakukan.
Dari sekian banyak buzzer yang melakukan kampanye negatif terhadap Yang Zi, salah satu yang diseret ke meja hijau adalah seorang netizen bernama Zhang. Dia dikenal aktif menjelek-jelekkan nama Yang Zi di Weibo dalam waktu yang lama.
Karena perilakunya sudah dianggap melewati batas, tim kuasa hukum wanita itu memutuskan membawa hal ini ke ranah hukum. Dalam sidang yang digelar online, Zhang tidak mengakui kesalahannya tapi mengungkapkan jika akun Weibo yang dilaporkan kuasa hukum Yang Zi bukanlah miliknya. Zhang mengaku jika akun Weibo miliknya dibajak jadi dia tidak bertanggung jawab untuk konten yang ada dalam akun itu. Yang tidak disangka adalah selama sidang itu berlangsung, dia berusaha memalsukan bukti. Jadi sebelum hakim mengetuk palu dan membacakan putusan hukum, Zhang sudah dihukum untuk kejahatan lainnya.
Pada 13 Mei saat sidang itu berlangsung, Zhang muncul di depan kamera dengan memakai baju pasien dan masker. Dia mengatakan jika kasus ini adalah bentuk ketidakadilan. Dia berkata jika KTP (kartu tanda penduduknya) sudah lama hilang dan akun Weibo yang dilaporkan digunakan pihak lain untuk menyebarkan informasi palsu. Dia mengajukan surat keterangan kehilangan KTP dan ponsel yang ditandatangani polisi sebagai buktinya.
Pada 19 Juni, pengadilan menemukan jika bukti yang diajukan Zhang adalah bukti palsu. Polisi mengaku jika mereka tidak menerima laporan kehilangan KTP dan ponsel Zhang dan tidak menandatangani surat kehilangan itu. Karena pemalsuan barang bukti ini, Zhang didenda 100 ribu yuan.