Terakhir diperbarui pada 21/05/2021 oleh Timotius Ari
Kru drama juga tinggal di pusat pelatihan polisi di Nanjing dan mewawancarai banyak petugas tentang kasus-kasus yang pernah mereka tangani dan kehidupan mereka sehari-hari. “Banyak kasus yang ditunjukkan dalam drama itu diadaptasi dari kasus-kasus nyata yang dikisahkan para polisi kepada kami,” kata Fang.
Drama itu menunjukkan usaha bantuan kemanusiaan untuk gempa dari polisi dan dokter yang mengacu pada kisah nyata dalam gempa yang terjadi di wilayah Wenchuan, Provinsi Sichuan pada 2008. Anggota tim drama mewawancarai para polisi yang mengambil bagian dalam usaha bantuan kemanusiaan itu dan memperoleh banyak detil tentang pekerjaan mereka. Lalu, mereka syuting bagian dari kisah drama itu di situs gempa di wilayah Beichuan Qiang, salah satu area di Wenchuan yang terkena dampak paling parah dalam gempa 2008.
“Saya ingat saat kami tiba di lokasi syuting pada hari pertama, semua pemeran dan kru memberikan karangan bunga di monumen yang menandai gempa bumi di Wenchuan. Kami melihat reruntuhan, membaca penjelasan di monumen dan banyak dari kami yang menangis,” ujar sutradara drama itu, Zhang Tong.
“Karena saya datang dari Chengdu, ibukota provinsi Sichuan, saya tentu merasakan sakit dari gempa itu. Tapi usaha gabungan masyarakat saat itu juga membuat saya merasa bersyukur. Jadi saat saya syuting bagian kisah ini, saya menaruh banyak emosi saya yang sebenarnya dalam penggarapannya,” tambah Zhang.
Menurut Zhang, syuting drama itu berakhir beberapa hari sebelum wabah COVID-19 merebak. Lalu saat dia melihat berita tentang usaha petugas medis dan polisi melawan wabah, dia berpikir aspirasi awalnya untuk membuat drama ini berhasil.
“Kami ingin menunjukkan dua anak muda, yang bisa melakukan tanggung jawab mereka dalam pekerjaan mereka dan juga menikmati kehidupan. Hal ini bisa menjadi gambaran bagi banyak anak muda dalam masyarakat modern,” kata Zhang.