Terakhir diperbarui pada 03/09/2021 oleh Timotius Ari
Drama perkotaan yang berpusat pada wanita, Remembrance of Things Past memperoleh pujian dari para penonton. Hal ini juga terlihat dari skor drama itu di Douban yang mencapai 8,2 poin. Dengan penggambaran yang unik dari kehidupan di Beijing tentang harapan dan perjuangan anak muda, drama ini beresonansi secara emosional dengan banyak penonton.
Remembrance of Things Past mengisahkan tentang tiga wanita Ji Nanjia (Ren Suxi), Qiao Xi Chen (Zhou Yu Tong), dan Xu Yan (Sun Qian) yang memperoleh penghiburan dari satu sama lain saat mereka berduka atas kematian sahabat mereka Hu Jingjing (Jin Jing). Sambil terus mengingat sahabat mereka, ketiganya mengejar mimpi mereka hidup di Beijing sambil menghadapi tantangan terkait masalah keluarga, karir dan cinta.
Pada awal drama itu, Jingjing bunuh diri dengan melompat dari jembatan. Kilas balik memperlihatkan perlahan-lahan alasan kenapa dia bunuh diri, yang menjadi perwujudan dari ruang kosong yang gelap saat hidup terlihat tanpa harapan.
Qiao Xi Chen adalah bayang-bayang dari sebagian besar wanita muda yang pindah ke kota besar untuk kesempatan bekerja dan membangun hidup baru. Bertanggung jawab dan pekerja keras, Xi Chen melakukan yang terbaik untuk menghindari pemecatan dalam perusahaan. Hidup berubah menjadi sulit saat agen real estatenya lari dengan setengah dari deposit sewa tahunannya. Sebagai akibatnya, pemilik rumah mengusirnya keluar. Jatuh dalam lubang yang gelap, hatinya benar-benar patah saat sahabat baiknya Jingjing meninggal dunia.
Nanjia mewakili kelas menengah baru dengan usahanya yang sukses. Dia menghadapi beberapa masalah seperti krisis operasional bisnis dan tidak punya uang yang cukup untuk membeli rumah di Beijing. Sedangkan keluarganya mendesaknya untuk menikah, kesehatannya juga memperlihatkan tanda bahaya.
Xu Yan adalah wanita yang manja dan menyukai kesenangan yang sering mengamuk atau ngambek dan menikmati barang-barang bermerk. Dia mewakili mentalitas sebagian besar orang yang tinggal di kota besar di mana mereka tidak pernah menutupi hasrat atau kesombongan mereka, tapi bersedia berusaha dengan pasangan mereka untuk mencapai tujuan mereka.
Kenapa drama ini begitu menarik ditonton?
Alasan utama kenapa para penonton begitu terpesona dengan cerita drama ini, yang sealiran dengan drama seperti Ode of Joy, dan Nothing But Thirty, adalah karena mereka beranggapan drama ini realistis, otentik dan bersahaja.
Tanpa keinginan untuk membuat para penonton depresi, penulis naskah Guo Shuang menjelaskan dia ingin para penonton mengenali jika inilah hidup. Dalam hidup ada proses naik dan turun. “Saya harap para penonton bisa memahami jika hidup itu panjang dan ada kehangatan bahkan dari seorang asing, jadi tidak perlu selalu mencoba untuk memperoleh hidup yang sempurna,” katanya.
Dia melanjutkan,” Istirahatlah saat kalian lelah, dan menangis saat kalian sedih, tapi selalu ada jalan untuk maju, jadi tunjukkan keberanian dan tekad kalian dan maju ke depan.”
Sumber: jaynestars.com