Horizontal Scroll Menu
Home » Serial TV » Review » Review Drama The Legend of Anle

Review Drama The Legend of Anle


Terakhir diperbarui pada 12/08/2023 oleh Timotius Ari

Sutradara: Gary Sing, Jones Ma, Jason SoEpisode: 39
Tayang: YoukuPemain:Dilraba Dilmurat, Gong Jun, Liu Yuning, Xia Nan, Tim Pei

Kurang memuaskan di beberapa bagian

Akting
4 / 5
4
Soundtrack
4 / 5
4
Cerita
3 / 5
3

Summary

The Legend of Anle adalah drama yang memiliki semua yang dibutuhkan untuk sukses, tapi eksekusinya kurang maksimal

Sinopsis:

Di Zi Yuan berusaha balas dendam setelah keluarganya dijatuhi tuduhan pengkhianatan yang salah sepuluh tahun yang lalu dan dieksekusi sesuai perintah kaisar.

Sebagai satu-satunya yang selamat, ia mengubah namanya menjadi Ren An Le dan merencanakan cara untuk masuk ke istana. Ia sangat menghargai perhatian Putra Mahkota Han Ye terhadap kesejahteraan rakyatnya. Sambil perlahan-lahan mengembangkan perasaan untuknya, ia tetap terhantui oleh masa lalunya, tak dapat menghilangkan permusuhan yang ada antara kedua keluarga mereka.

Han Ye, didorong oleh cintanya yang dalam pada Di Zi Yuan, bersumpah untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka dengan harga apapun.

Review:

The Legend of Anle memiliki alur cerita yang cepat. Pada episode pertama, kita sudah bisa melihat Ren Anle (Dilraba Dilmurat) dan Han Ye (Gong Jun) bertemu.

Dalam hal akting, Dilraba mampu menjalankan tugasnya memerankan sosok Ren Anle yang berjiwa bebas dan mengejar-ngejar cinta Han Ye. Uniknya, cara Dilraba membawakan perilaku Ren Anle ini tidak terkesan murahan.

Akting Gong Jun, Liu Yuning juga bagus dan mampu mengimbangi Dilraba. Para pemeran pendukung dalam drama ini juga mampu berperan dengan baik. Pengemasan drama yang ringan pada babak awal bisa dianggap sebagai gula atau pemanis untuk tema drama yang berat tentang balas dendam dan perebutan kekuasaan.

Dari segi percintaan, tidak ada banyak adegan yang mampu meninggalkan kesan mendalam antara Di Ziyuan dan Han Ye. Untuk sebuah drama di mana unsur cinta menjadi salah satu unsur yang ditonjolkan, drama ini tidak menunjukkan kemesraan yang cukup di antara dua pemeran utamanya. Tidak ada ciuman, tidak ada interaksi yang membuat para penonton cukup baper. Tapi Dilraba, Gong Jun Liu Yuning, Wang Yiting (pemeran Lin Lang) mampu mengekspresikan dengan baik dilema cinta di antara mereka. Ada dua lapis cinta segitiga di antara empat karakter ini yang cukup rumit untuk dibahas. Mereka berempat mampu dengan baik menggambarkan perasaan dan dilema yang ada.

Putri Anning dan Leng Bei (Mo Bei) juga awalnya mengesankan adanya dilema asmara. Tim Pei yang memerankan Leng Bei pada awal drama memang memperlihatkan dilema karena konflik kepentingan yang dia alami.

Yang menyentuh hati adalah respons Di Ziyuan saat beranggapan jika Han Ye mati dalam peperangan. Dilraba mampu menunjukkan kedalaman perasaan Di Ziyuan yang merasa kehilangan sosok yang dia cintai tapi tidak bisa dia miliki.

Bila dilihat secara umum, The Legend of Anle lebih menonjolkan tema nasionalisme dan keadilan. Di Ziyuan dan Luo Mingxi mengejar keadilan untuk pemusnahan massal keluarga Di. Tapi dalam prosesnya, kita melihat jika keduanya terlibat dalam dilema antara balas dendam, semangat cinta bangsa (patriotisme) dan memilih kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Lagu pembuka dalam drama ini juga bisa dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat The Legend of Anle meninggalkan kesan yang mendalam. Dibawakan oleh Sunne Yang, lagu berjudul Missing You itu memiliki melodi yang catchy, tapi tetap klasik dan elegan sehingga cocok untuk drama historis seperti ini. Lirik lagunya mampu menggambarkan dilema dan konflik yang dialami Di Ziyuan dan Han Ye yang saling mencintai tapi terpisahkan konflik politik dan dendam keluarga.

Sayangnya The Legend of Anle juga merupakan salah satu contoh drama di mana proses produksinya gagal memenuhi standar. Untuk drama beranggaran besar, proses editing dan efek spesial The Legend of Anle mengecewakan. Memang efek spesial dalam drama itu sedikit, tapi cukup mengganggu bila kita melihatnya secara keseluruhan.

Efek spesial yang buruk itu terkesan membuat kemampuan akting dan kostum para pemeran yang sebenarnya sudah bagus menjadi terkesan murahan. Selain itu, alur cerita yang cepat dalam drama juga membuat The Legend of Anle terkesan terburu-buru.

Kita tidak pernah melihat sosok ayah dan ibu Di Ziyuan, dan anggota keluarganya yang lain. Kita juga tidak pernah melihat sosok kakek Han Ye, kaisar pendiri kerajaan Dajing. Flashback dalam drama terkesan sangat minim.

Masalah yang lain adalah desain karakter beberapa tokoh yang kurang. Han Ye sebagai karakter utama, memiliki desain karakter yang kurang menarik. Sebaik apapun Gong Jun berakting, dengan desain karakter yang ada, saya merasa kurang terkesan. Drama itu berusaha menggambarkan Han Ye sebagai sosok yang cerdas, setara dengan kecerdasan Di Ziyuan. Dia juga digambarkan sebagai sosok berintegritas tinggi dan sangat mencintai rakyat. Sayangnya penggambaran ini kurang menyakinkan.

Sifat Ren Anle yang periang dan mengejar-ngejar Han Ye memang dimaksudkan untuk membuat drama ini terkesan ringan. Sayangnya, penulis naskah tidak mampu mengoptimalkan hal ini. Dalam beberapa adegan, sikap Ren Anle ini terkesan berlebihan padahal Dilraba sudah terlihat berakting secara optimal supaya adegan-adegan ini tidak terlalu membuat para penonton risih.

Lebih baik jika penulis naskah memberikan kontras sifat asli Di Ziyuan dan penyamarannya sebagai Ren Anle secara berimbang dari sejak awal. Tapi pada bagian awal, kita tidak melihat hal ini. Wajar jika beberapa penonton merasa risih atau tergangggu melihat karakter utama wanita mengejar-ngejar cinta karakter utama pria.

Pertumbuhan karakter yang buruk juga terlihat pada sosok Leng Bei (Mo Bei). Pada awalnya dia digambarkan sebagai sosok yang baik dengan perhatian tulus pada Anning. Tapi kemudian dia tiba-tiba berubah menjadi sosok yang kejam dalam peperangan. Kita tidak melihat latar belakang karakternya, hanya cerita dari mulut beberapa karakter lain. Kita juga tidak melihat kaisar kerajaan Qin Utara dan sedikit gambaran tentang konflik di dalam kerajaan itu. Nasib akhir karakter ini juga terkesan kurang memuaskan.

Desain karakter yang menarik justru ada pada Luo Mingxi. Sosok Luo Mingxi malah justru meninggalkan kesan yang lebih mendalam dibandingkan Han Ye. Kita bisa melihat keteguhan hati seorang Mingxi yang rela melakukan apa saja demi Ziyuan. Dari tingkah laku, pakaian dan cara bicara, Liu Yuning mampu memerankan Luo Mingxi menjadi karakter yang dominan.

Bagian lain yang patut disoroti adalah para penjahat dalam drama ini tidak mampu memberikan perlawanan yang berarti untuk tiga tokoh utama kita. Mereka kalah dengan begitu mudahnya. Proses perjuangan Di Ziyuan dan Luo Mingxi mencari keadilan untuk keluarga Di juga terkesan berjalan dengan mudah. Mulai dari sang jenderal, perdana menteri kiri hingga Mo Bei kalah tanpa perlawanan yang berarti. Akhir drama itu juga terkesan terburu-buru sehingga ada beberapa hal yang membuat para penonton bingung. Contohnya, rambut Ziyuan yang sempat menjadi putih, tiba-tiba diperlihatkan menjadi hitam pada akhir drama. Kenapa bisa demikian? Apakah dia memakai semir rambut atau ada penjelasan lainnya?

Ada kesan jika tim drama ini ingin memanfaatkan nama Dilraba, Gong Jun dan Liu Yuning dan memaksimalkan interaksi ketiganya dalam drama. Sayangnya cara pengemasannya membuat drama dengan tema yang berat, kompleks dan indah itu menjadi agak murahan di beberapa bagian.

Kesimpulannya adalah The Legend of Anle memiliki materi cerita yang baik, para pemeran dengan kemampuan akting yang mumpuni dan anggaran yang besar tapi tim drama tidak mampu memanfaatkan secara maksimal semua yang mereka miliki. Naskah drama itu, syutingnya dan efek spesialnya terasa kurang di beberapa bagian.