Horizontal Scroll Menu
Home » Serba Serbi » Robot di Korea Selatan Akhiri Hidupnya Karena Beban Kerja Berlebih?
(pixabay)

Robot di Korea Selatan Akhiri Hidupnya Karena Beban Kerja Berlebih?


Terakhir diperbarui pada 06/07/2024 oleh Timotius Ari

LayarHijau.com—Sebuah peristiwa yang mengejutkan dan tidak biasa terjadi di Dewan Kota Gumi, Korea Selatan. Sebuah robot yang menjadi pegawai sipil secara tragis jatuh dari tangga. Banyak orang menyebut insiden ini sebagai peristiwa robot mengakhiri hidupnya untuk pertama kalinya di negara itu. Peristiwa itu terjadi pada Kamis sore, 29 Juni.

Robot pengawas itu ditemukan hancur di dasar tangga di antara lantai pertama dan kedua gedung dewan kota, tulis Times of India, Jumat (5/7). Saksi mata mengaku dia melihat perilaku yang tidak biasa dari robot itu sesaat sebelum jatuh. Hal ini memicu kekhawatiran dan pertanyaan tentang kenapa hal ini terjadi.

Kejadian ini memicu perdebatan besar mengenai beban kerja yang diberikan pada robot ini. Dipekerjakan sejak Agustus 2023, robot pengawas itu adalah asisten serbaguna. Dia menangani berbagai tugas mulai dari pengiriman dokumen hingga memberikan bantuan pada penduduk. Intensitas beban kerja dan tuntutan yang diberikan padanya menjadi titik fokus dan diskusi utama setelah peristiwa aneh ini terjadi.

Dikembangkan oleh Bear Robotics, sebuah startup yang berbasis di California, robot ini merupakan bagian dari upaya ambisius Korea Selatan dalam otomatisasi. Meskipun negara ini sudah memiliki kepadatan robot yang tinggi di lingkungan industri, insiden ini telah memicu kekhawatiran tentang usaha perluasan peran robot di luar pabrik dan restoran ke fungsi masyarakat yang lebih luas. Hal ini telah menarik minat publik mengenai kemungkinan robot mengambil peran yang lebih beragam di luar lingkungan korporat tradisional.

Media lokal dan online telah ramai dengan prediksi dan berbagai pendapat. Pertanyaan signifikan berkisar pada apakah robot tersebut didorong melampaui batasnya, dan yang lain memperdebatkan implikasi etis dan praktis dari ketergantungan yang besar pada robot untuk melakukan tugas-tugas yang secara tradisional dilakukan oleh manusia.

Setelah pertimbangan yang cermat dan sebagai tanggapan atas tragedi tersebut, Dewan Kota Gumi memutuskan untuk menghentikan rencananya untuk mengadopsi lebih banyak robot. Penghentian ini mencerminkan momen refleksi dan introspeksi di negara yang dikenal karena penerimaan dan inovasinya yang menginspirasi dalam otomatisasi. Hal ini menandakan penilaian ulang yang kritis dan bijaksana mengenai peran dan penempatan robot dalam lingkungan sehari-hari dan operasi harian.

Dengan demikian, insiden ini memang tragis, namun memicu pemikiran dan diskusi yang sangat signifikan dan penting tentang hubungan masa depan antara robot dan umat manusia, mendesak pihak-pihak terkait untuk mempertimbangkan batasan dan tanggung jawab yang terkait dengan integrasi teknologi canggih ke dalam kehidupan sehari-hari.