Horizontal Scroll Menu
Home » Film » Review » Review Film Spider-Man: Far From Home

Review Film Spider-Man: Far From Home


Check Out Our English Version! Go to English Version

Terakhir diperbarui pada 04/04/2023 oleh Timotius Ari


Sutradara: Jon Watts


Pemain: Tom Holland, Samuel L Jackson, Zendaya dan Jake Gllyenhaal

Genre: Petualangan, Aksi, Fantasi


Durasi: 2 jam 10 menit

Penutup Fase 3 yang sesuai

Akting
4 / 5
4
Soundtrack
4 / 5
4
Cerita
4 / 5
4
Aksi
4 / 5
4

Summary

Secara keseluruhan, Far From Home adalah penutup yang tepat untuk Fase ke-3 ini. Sepertinya kita akan memiliki generasi Avenger dengan kepribadian yang baru dan berbeda bila dibandingkan para pendahulunya.

Sinopsis

Waktu bersantai Peter Parker saat berlibur ke Eropa berubah menjadi sesuatu yang mengejutkan saat Nick Fury tiba-tiba muncul di kamar hotelnya. Parker  segera mendapati dirinya mengenakan pakaian Spider-Man untuk menolong Fury menghentikan sosok penjahat yang mengacau di sepanjang benua itu.

Review

Spider-Man: Far From Home dikatakan sebagai penutup dari fase ketiga Marvel Cinematic Universe (MCU). Tapi film ini memiliki nuansa yang berbeda dengan Avengers: Endgame. 

Benang merah yang menjadi penghubung di antara dua film itu adalah Tony Stark/ Iron Man. Selain itu, kita juga melihat sekilas rasa duka yang dialami dunia setelah kematian Tony dan beberapa anggota Avenger lainnya. 

Rupanya, Spider-Man memperoleh tekanan yang cukup berat dari masyarakat. Mereka melihat dan merasa jika si manusia laba-laba ini adalah penerus dari Iron Man. Tapi Peter Parker sebagai seorang anak remaja, merasa bingung dan berat dengan ekspektasi masyarakat. Jadi saat sekolahnya mengadakan perjalanan wisata ke Eropa, Peter merasa senang karena menganggap momen itu sebagai pelarian. Juga sebagai sarana untuk mendekati MJ. 

Yang menarik dari Spider-Man: Far From Home adalah bagaimana Marvel mengemas film ini. Berbeda dengan Avengers: Endgame dan Captain Marvel, Far From Home adalah film remaja dengan tema percintaan dan nuansa komedi yang kental. Tanpa embel-embel Spider-Man dan Avengers, manusia super dan lain-lain, maka yang kita lihat adalah film remaja pada umumnya.

Tapi perbedaannya adalah film ini tetap membuat para penonton merasa relate dengan apa yang ada di dalamnya. Konflik batin Peter, kisah cintanya, kelucuan-kelucuan khas anak SMA. Sepertinya film ini memang ditujukan untuk para penggemar muda Avengers yang masih remaja. Tapi mereka yang sudah dewasa mungkin bisa bernostalgia dengan masa SMA mereka saat melihat film ini.

Ada keseimbangan antara unsur komedi, romantisme dan petualangan yang ada di film ini. Jadi tidak lebay atau naif seperti film-film remaja pada umumnya. Sepanjang menonton film ini, saya sendiri merasa terhibur. Film ini mampu membuat penonton tertawa, terkejut, berduka dan merasa tegang. Semuanya dalam porsi yang pas. 

Sayangnya, kita baru bisa melihat Spider-Man benar-benar beraksi all out pada pertengahan hingga akhir film. Jadi para penggemar yang menanti untuk melihat aksi-aksi seberat yang ada pada Avengers: Endgame mungkin merasa kecewa. Tapi yah, Marvel mungkin ingin meringankan hati para penggemar yang masih terbawa oleh nuansa dalam film sebelumnya.

Spider-Man: Far From Home menjawab sejumlah pertanyaan yang ada dalam hati penggemar. Tapi film ini juga menyisakan pertanyaan baru. Misalnya, seperti apa wajah baru MCU pada Fase ke-4 ini? Kita masih belum bisa menjawabnya dari film ini.

Secara keseluruhan, Far From Home adalah penutup yang tepat untuk Fase ke-3 ini. Sepertinya kita akan memiliki generasi Avenger dengan kepribadian yang baru dan berbeda bila dibandingkan para pendahulunya. 


StatCounter - Free Web Tracker and Counter