Terakhir diperbarui pada 30/11/2024 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com–Dalam beberapa tahun terakhir, drama China semakin menemukan tempat di hati penonton Korea, terutama melalui remake terkenal dan platform streaming.
Salah satu yang terbaru adalah drama JTBC berjudul Family by Choice yang mengisahkan tiga orang dewasa muda yang tidak terhubung, tetapi membentuk ikatan keluarga berdasarkan kepercayaan, bukan darah. Drama ini merupakan remake dari seri Tiongkok “Go Ahead” (2020), yang tayang perdana di Hunan Satellite TV.
Remake drama China, terutama yang bertema sejarah, sudah menjadi hal biasa di Korea. Namun, remake dari drama modern Tiongkok masih tergolong langka. Kini, dengan lebih dari 800 drama berbahasa Mandarin tersedia di platform streaming Korea seperti Tving, popularitas drama Tiongkok meledak, hampir dua kali lipat dibandingkan tiga tahun lalu.
Tren ini mencerminkan pengaruh konten China yang semakin kuat di pasar hiburan global. Netflix, meski dilarang di Tiongkok, terus berinvestasi dalam produksi yang terinspirasi oleh budaya Tiongkok, seperti drama sci-fi “The Three-Body Problem,” serta menayangkan berbagai seri Tiongkok di seluruh dunia.
Penonton Muda Menyukai Drama Tiongkok Modern
Berbeda dengan generasi lebih tua yang cenderung mengaitkan drama Tiongkok dengan kisah-kisah sejarah seperti “Justice Bao,” generasi muda Korea semakin tertarik pada drama romansa dan drama pemuda modern dari China.
Korea Times mengungkapkan beberapa judul populer di kalangan penonton berusia 20-an adalah “A Love So Beautiful” (2017) dan “Go Ahead.” Banyak yang merasa bahwa drama-drama ini menawarkan suasana yang lebih ringan dan segar dibandingkan dengan drama Korea, dengan genre unik seperti romansa fantasi dan pendekatan penceritaan yang tidak konvensional.
Drama seperti “Love Between Fairy and Devil” (2022) juga menampilkan narasi inovatif yang jarang ditemui dalam produksi hiburan Korea. Meskipun penggemar drama China mungkin tidak sepopuler penggemar drama Amerika atau Jepang, keberadaan “penggemar drama Tiongkok yang pemalu” mulai mengubah lanskap pasar streaming Korea.
Berdasarkan laporan dari Korea Creative Content Agency, platform seperti Tving, Wavve, dan Watcha kini masing-masing menampilkan lebih dari 800 drama China, meningkat tajam dari 300 hingga 400 judul pada tahun 2021. Data menunjukkan bahwa drama Tiongkok menyumbang lebih dari 50 persen pemirsa drama luar negeri di awal tahun ini, dengan jam tayang meningkat hingga 261 persen dalam dua tahun terakhir.
Tantangan dalam Pertukaran Budaya
Namun, ketidakseimbangan dalam pertukaran budaya antara Korea dan Tiongkok masih menjadi masalah signifikan. Sejak 25 November 2023, tidak ada drama Korea baru yang dirilis di televisi atau platform streaming Tiongkok sejak “My Liberation Notes” pada Februari 2023. Hal ini diduga akibat dari “Perintah Pembatasan Gelombang Korea,” yang melarang remake video asing.
Meski demikian, ada harapan setelah pertemuan antara menteri budaya Korea dan China pada 23 November, di mana mereka membahas potensi peningkatan pertukaran konten.
Yoon Ho-jin, kepala Pusat Bisnis Tiongkok dari Korea Creative Content Agency, menyatakan optimisme bahwa dengan perpanjangan periode bebas visa untuk warga Korea Selatan dan diskusi tentang kunjungan Presiden Xi Jinping ke Korea Selatan tahun depan, akan ada kemajuan nyata dalam membuka pasar China untuk budaya pop Korea.
Dengan semakin meningkatnya minat terhadap drama Tiongkok, tampaknya kita akan menyaksikan lebih banyak kolaborasi dan pertukaran budaya yang saling menguntungkan di masa depan.