Terakhir diperbarui pada 05/11/2019 oleh Timotius Ari
Aaron Kwok menceritakan jika dia menjadi begitu menghayati perannya sebagai banker keuangan yang tunawisma untuk film barunya, I’m Livin’ It. Akibatnya dia berpikir dia terkena kanker seperti yang dialami karakternya.
Aktor veteran Hong Kong itu seringkali disebut sebagai salah satu Four Heavenly Kings of Hong Kong. Baru-baru ini dia berbicara dengan Metro.co.uk tentang film barunya, yang tayang perdana di Eropa pada 3 November 2019 dan menjadi penutup the London East Asia Film Festival (LEAFF).
Film yang disutradarai Hing Fan Wong itu mengisahkan tentang pria bernama Bowen yang diperankan Aaron. Dia awalnya adalah seorang jenius yang bekerja di sebuah lembaga keuangan. Tapi dia jatuh dari posisinya setelah dia mencuri uang dari perusahaan dan dipenjara selama 10 tahun.
Saat Bowen keluar, dia kesulitan memperoleh pekerjaan, dan akhirnya menghabiskan malam hari dalam sebuah restoran cepat saji 24 jam. Misalnya dia membuat dirinya sendiri kelaparan supaya bisa memerankan Bowen yang kelaparan dengan baik.
“Saya akan berhenti makan makanan. Membiarkan diri sendiri memiliki emosi lapar yang asli,” jelas Aaron.
Bowen menderita kanker, dan Aaron mulai menderita gejala-gejala psikosomatis. “Karakter itu, di tengah film, menderita kanker dalam film itu. Jadi setelah selesai syuting, saya mulai berpikir yang sama. Kanker yang sama. Pikiran saya berkata jika saya mengalami kondisi yang sama. Gejala-gejalanya. Saya pikir, ‘Apakah ini adalah gejala yang sama? Apakah saya menderita kanker sekarang?’” terang pria berusia 53 tahun.
“Jadi saya pergi berobat ke dokter. Dokter memeriksa dan saya perlu x-ray dan dia berkata, ‘Jangan kuatir.’ Hal ini sangat lucu,” katanya.
Dalam permainan takdir yang aneh, dokter itu adalah dokter yang sama yang memeriksa sang ayah sebelum kematiannya sekitar 25 tahun yang lalu pada 1995.
“Dia merawat ayah saya. Saya mengenalinya dari saat saya muda. Dia memiliki wajah yang sama!” terang Aaron.
Pria yang pernah dekat dengan Kabby Hui itu membaca naskah film ini untuk pertama kali dalam the Cannes Film Festival dua tahun lalu. Dia lalu bersikeras ingin terlibat dalam proyek ini. “Rumah di Hong Kong mahal. Anda perlu rumah, tapi bahkan menyewanya, beberapa orang tidak punya uangnya,” terang Aaron membahas tema film itu.
Judul film I’m Livin’ It sebenarnya permainan kata untuk tagline McDonald’s I’m Lovin It. Film ini mengambil konsep neologisme McRefugee di Jepang. Istilah ini menggambarkan para tunawisma yang menginap semalam di restoran cepat saji. Film ini membahas jurang antara yang kaya dan miskin. Aaron beranggapan jika topik ini khususnya penting bagi generasi ini.
“Cerita ini global. Ini tentang cinta dan keluarga dan cerita yang penuh pengharapan,” ujarnya.