Terakhir diperbarui pada 16/09/2024 oleh Timotius Ari
Sutradara Liu Guo Nan, Cong Xiao |
Pemeran Zhang Wanyi, Wang Churan, Chang Hua Sen, Yuan Yu Xuan, Zhang Chi, Liu Ling Shi |
Jumlah episode 40 episode |
Tayang WeTV |
Tema modern dalam setting kuno
Summary
Are You the One mengisahkan para karakter utama yang lebih maju dari zamannya dalam kemasan komedi dan aksi yang cerdas.
Sinopsis
Liu Mian Tang yang cerdas dan tegas, sebagai pimpinan Yang Shan, memimpin rakyat Yang Shan untuk menghukum kejahatan, mendorong kebaikan, dan menegakkan keadilan. Namun, dia menderita luka parah akibat serangan berbagai kekuatan jahat dan diselamatkan oleh Cui Xing Zhou, Pangeran Huai Yang. Ketika Liu Mian Tang terbangun, dia tidak ingat tentang Yang Shan, salah mengira Cui Xing Zhou sebagai suaminya, Cui Jiu. Jika identitas mereka akhirnya terungkap, dapatkah mereka menghadapi semua itu dengan jujur sambil menanggung kesulitan?
Review
Drama China Are You the One adalah salah satu drama yang mengemas tema yang cukup serius dalam genre aksi komedi romantis. Yang unik dari drama ini adalah cara penulis naskah memanfaatkan akting dan desain karakter di dalamnya dalam setting cerita yang ada untuk menciptakan kelucuan yang alami dan cerdas. Contohnya adalah desain karakter Cui Xingzhou yang digambarkan dingin, cerdas dan penuh perhitungan. Tapi dia harus pura-pura menjadi Cui Jiu, putra keluarga kaya yang lemah, manja dan hanya tahu bermain Go.
Masalahnya Cui Xingzhou tidak begitu pandai berakting, karena itu sikapnya yang dingin dan aktingnya yang jelek sebagai Ciu Jiu memancing kecurigaan Liu Miantang yang hilang ingatan. Kelucuan demi kelucuan pun muncul dalam cerita. Penulis naskah juga memanfaatkan kemampuan akting para pemeran drama ini dengan baik. Misalnya Zhang Wanyi kerap membintangi drama serius, dan para netizen di China sempat ragu jika dia bisa membintangi drama komedi seperti ini. Tapi ternyata perannya sebagai Cui Xingzhou mampu memanfaatkan pengalaman akting Zhang Wanyi dalam drama-drama yang sebelumnya dia bintangi.
Kemampuan akting Wang Churan juga seolah dimanfaatkan dengan maksimal dalam drama ini. Mulai dari desain karakternya hingga plot cerita di dalamnya menuntut sang aktris untuk mampu memberikan yang terbaik yang bisa dia lakukan.
Kualitas akting yang mumpuni tidak hanya terlihat dari para pemeran utama saja. Bahkan pemeran penjahat utama, Fang Zibin yang memerankan Liu Pei memiliki akting yang bagus. Akting Zhang Shuang Li sebagai Qiao Wu , kakek Liu Miantang juga patut dipuji.
Selain memanfaatkan desain karakter dan plot cerita, ada karakter yang memang lucu seperti sosok Zhao Quan yang diperankan oleh Zhang Chi yang rupanya memang seorang komedian. Kehadiran sosok Zhang Chi menambahkan unsur kelucuan yang lebih kuat dalam drama.
Tapi diakui atau tidak, menonton drama ini memerlukan kesabaran ekstra pada bagian awal dan pertengahan drama karena kecepatan alur cerita yang tidak merata. Pada bagian awal, saya harus cukup bersabar saat melihat bagaimana karakter demi karakter di dalam drama diperkenalkan. Penulis naskah pelan-pelan berusaha menyusun interaksi dua karakter utama sebagai suami istri bohongan yang menjalani kehidupan sehari-hari. Di sela-sela kehidupan sehari-hari yang bohongan ini, kita diperlihatkan tentang rencana Cui Xingzhou untuk memanfaatkan Liu Miantang yang dia duga sebagai selir kesayangan dari pimpinan kelompok bandit yang juga merupakan musuh bebuyutannya.
Sedangkan Liu Miantang yang hilang ingatan merasa ada yang janggal dengan Cui Jiu dan meragukan jika mereka adalah suami istri. Tapi proses pada awal drama ini dikisahkan dengan cukup lambat. Penulis naskah seolah mengambil banyak waktu untuk membangun fondasi yang masuk akal untuk membuat dua musuh bebuyutan ini membangun hubungan cinta.
Tentu saja mereka memang perlu melakukan hal ini supaya para penonton bisa menerima bagaimana musuh bebuyutan yang memiliki kecerdasan dan kemampuan bela diri yang setara bisa kemudian jatuh cinta. Padahal keduanya digambarkan sebagai sosok yang penuh perhitungan dan mengedepankan logika. Sayangnya bagian awal drama ini menguji kesabaran saya karena hanya memberikan sedikit jawaban terkait teka-teki identitas asli Liu Miantang dan bagaimana perkembangan hubungan mereka keduanya nanti setelah rahasia ini terbongkar.
Sebenarnya akan lebih baik jika tim drama memakai format yang kerap dipakai serial Barat yang sudah dipakai beberapa drama China lainnya. Misalnya drama Mysterious Lotus Casebook yang memadukan beberapa poin penting sekaligus dalam setiap episodenya. Jadi para penonton akan terus merasa penasaran dan ketagihan untuk mengikuti ceritanya.
Penggambaran dinamika hubungan pasangan karakter kedua dan ketiga yang diperankan oleh Chang Hua Sen dan Yuan Yu Xuan serta Zhang Chi dan Liu Ling Zi patut memperoleh pujian karena memberikan nuansa yang berbeda dari dinamika pasangan utama.
Dinamika hubungan kedua pasangan pendukung ini juga menarik dan kalau dibahas bisa membuat review ini menjadi terlalu panjang.
Dinamika hubungan karakter Zi Yu yang diperankan Chang Hua Sen dan Ciu Xingzhou yang diperankan oleh Zhang Wanyi juga digambarkan dengan baik. Mereka sebenarnya adalah rival dalam memperebutkan cinta Liu Miantang. Secara pribadi, mereka mungkin tidak saling menyukai, tapi mereka tetap saling menghormati dan mengakui keunggulan yang lain. Yang lebih patut dipuji adalah bagaimana keduanya mengesampingkan perbedaan kepentingan demi kepentingan masyarakat banyak.
Perubahan hubungan antara Liu Miantang dan Cui Xingzhou dari awalnya musuh menjadi kekasih dikisahkan dengan baik dan masuk akal dalam drama ini.
Drama ini mampu menyajikan kisah cinta yang cukup memuaskan dalam beberapa hal termasuk adegan pernikahannya yang memuaskan. Berbeda dengan adegan pernikahan beberapa drama China lainnya yang kadang seperti tempelan saja.
Pasangan kita Cui Xingzhou dan Liu Miantang adalah pasangan yang lebih maju dari zamannya. Liu Miantang adalah seorang wanita yang dibesarkan di era kuno di mana masyarakat menuntut wanita hanya berperan sebagai istri dan ibu di rumah, tapi dia memiliki aspirasi untuk menjadi wanita yang mandiri. Wanita yang berpikir jika kebahagiaan hidupnya tidak ditentukan oleh seorang pria tapi dari usahanya sendiri. Dengan kepandaiannya dan kemampuan fisiknya, Liu Miantang berhasil mencapai apa yang dia cita-citakan.
Sosok Cui Xingzhou sekalipun dibesarkan sebagai seorang pangeran yang berkuasa, dia juga memiliki pandangan yang lebih maju dari zamannya. Dia bisa menerima jika wanita tidak hanya berperan di rumah sebagai seorang istri dan ibu. Tapi wanita secara fisik dan kemampuan berpikir bisa meraih prestasi yang sama dengan pria. Dia bahkan ingin mendukung Liu Miantang untuk mengejar cita-citanya.
Sikap dan pandangan pasangan ini disajikan dengan cara yag yang positif dan menyegarkan. Contohnya saat Liu Miantang masih hilang ingatan, yang dia lihat dari Cui Xingzhou adalah sosok suami yang lemah dan manja. Tapi dia memutuskan tetap setia, tidak merendahkan sang suami dan bahkan memutuskan mengambil alih bisnis supaya sang suami bisa fokus melakukan hobinya. Saya tidak mengatakan jika seorang wanita perlu tetap bersama sosok pria yang tidak berguna.
Tapi saya merasa drama ini ingin memperlihatkan keseimbangan pemikiran modern dan tradisional yang dimiliki Liu Miantang. Sekalipun dia adalah sosok dengan pemikiran feminis, tapi pemikiran yang dia pegang tidak serta merta merubahnya menjadi sosok pembenci pria yang merendahkan lawan jenis. Sikap ini juga terlihat dari bagaimana dia memperlakukan kakeknya, pamannya dan para pria dalam kehidupannya.
Cui Xingzhou juga menunjukkan sikap hormat dan dukungan yang sama untuk karakter wanita lain dalam mengejar cita-cita mereka. Contohnya dia mengakui kemampuan bisnis He Zhen sekalipun sengaja tidak melakukan hal yang lebih jauh karena hubungan mereka hanyalah kenalan biasa.
Ada banyak tema bagus yang bisa dibahas dalam drama ini yang tidak bisa saya bahas. Sayangnya selain alur cerita yang tidak merata dengan bagian awal dan tengah yang melambat, drama ini juga kurang memuaskan dalam bagian aksi. Kita hanya bisa melihat Cui Xingzhou dan Liu Miantang beraksi bersama dalam satu adegan menjelang akhir drama. Kerja sama di antaranya keduanya terlihat luar biasa. Seharusnya kita bisa melihat lebih banyak tentang bagaimana keduanya memakai kecerdasan dan kemampuan bela diri mereka untuk melawan musuh.
Bagian percintaan di antara keduanya memang memuaskan di beberapa bagian, dan ternyata kabarnya banyak cerita indah dalam novel yang dipotong dalam drama. Hal ini tentunya patut disayangkan.
Seandainya tim drama membuat season 2 untuk drama ini, ada banyak hal yang bisa diulik lebih jauh lagi. Misalnya kita bisa melihat lebih banyak kisah cinta antara Cui Xingzhou dan Liu Miantang. Mungkin kehidupan pernikahan mereka, anak-anak mereka. Juga bagaimana keduanya menggabungkan kekuatan dan kecerdasan mereka untuk mengatasi berbagai krisis.
Di luar semua kelemahan dalam drama ini, Are You the One bisa dikatakan menunjukkan hal baru yang bisa dipelajari oleh para pembuat drama lainnya. Salah satunya adalah bahwa komedi, dan percintaan bisa dikemas dengan cara yang cerdas dan alami sehingga tidak terkesan menghina kecerdasan para penontonnya. Kedua, belajar dari kekurangan drama ini, tim penulis naskah bisa menggabungkan beberapa unsur penting cerita dalam setiap episode untuk mencegah kebosanan. Ketiga, mereka juga harus menjaga alur cerita supaya merata.