Horizontal Scroll Menu
Home » Serba Serbi » Biaya Putus: Arti, Alasan, Bentuk, dan Pandangan Hukum di China

Biaya Putus: Arti, Alasan, Bentuk, dan Pandangan Hukum di China


Check Out Our English Version! Go to English Version

Terakhir diperbarui pada 30/11/2024 oleh Timotius Ari

LayarHijau.com–Istilah biaya putus menjadi istilah yang menarik perhatian para penggemar drama China belakangan setelah seorang blogger bernama Wang Dafa mengungkapkan jika Dylan Wang memberikan biaya putus yang sangat besar untuk mantan pacarnya.

Sang blogger mengatakan jika uang yang diterima sang mantan begitu banyak hingga bisa membeli setengah rumah Xiao Zhan. Alhasil Dylan Wang masuk hot search Weibo di urutan pertama. Sedangkan Xiao Zhan ikut trending di urutan kedua pada hari Kamis, 28 November.

Sang blogger tidak memberikan bukti terkait ucapannya tersebut. Tapi istilah biaya putus menjadi istilah yang ramai dibahas.

Arti Biaya Putus

Biaya putus, dalam konteks hubungan romantis, merujuk pada sejumlah kompensasi yang diminta oleh salah satu pihak ketika ingin mengakhiri hubungan dengan pihak lainnya. Istilah ini sering kali mencakup istilah seperti “biaya kerugian masa muda” atau “biaya kompensasi masa muda.”

Meskipun banyak individu menganggapnya sebagai cara untuk mendapatkan kompensasi atas pengorbanan yang telah dilakukan selama hubungan, biaya putus tidak memiliki dasar hukum yang kuat dan biasanya dianggap sebagai sengketa ekonomi pribadi.

Kenapa Orang Meminta Biaya Putus?

Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin meminta biaya putus:

Kompensasi Emosional

Seseorang mungkin merasa bahwa hubungan yang telah diinvestasikan secara emosional dan waktu layak mendapatkan kompensasi saat berakhir.

Pengorbanan Pribadi

Banyak orang merasa bahwa mereka telah membuat pengorbanan signifikan, baik secara finansial maupun emosional, selama hubungan, dan meminta biaya putus sebagai bentuk pengakuan atas pengorbanan tersebut, tulis Baike Baidu.

Kepastian Finansial

Dalam beberapa kasus, salah satu pihak mungkin merasa perlu mendapatkan dukungan finansial setelah putus, terutama jika mereka tergantung secara finansial pada pasangan.

Bentuk-bentuk Biaya Putus

Biaya putus dapat muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:

Uang Tunai

Dalam banyak kasus, biaya putus diminta dalam bentuk uang tunai sebagai kompensasi langsung.

Aset Properti

Salah satu pihak bisa meminta aset seperti kendaraan, perhiasan, atau barang berharga lainnya sebagai bentuk kompensasi.

Pembayaran untuk Pengeluaran

Beberapa orang mungkin meminta pembayaran untuk biaya yang dikeluarkan selama hubungan, seperti biaya liburan atau perawatan kesehatan.

Contoh Kasus

Salah satu contoh kasus yang menarik perhatian adalah kasus seorang gadis yang meminta 2 juta yuan sebagai biaya putus dari kekasihnya. Kasus ini berujung pada penjatuhan hukuman 10 tahun penjara karena tuduhan pemerasan. Kasus ini menunjukkan bagaimana permintaan biaya putus dapat berujung pada konsekuensi hukum yang serius ketika dianggap sebagai pemerasan.

Pandangan Hukum di China tentang Biaya Putus

Dalam hukum China, biaya putus tidak memiliki landasan hukum yang kuat. Pengadilan umumnya tidak menerima tuntutan untuk biaya putus karena dianggap sebagai sengketa ekonomi pribadi yang tidak dilindungi oleh hukum. Biaya putus dikategorikan sebagai tindakan sukarela tanpa dasar hukum, dan jika ada paksaan untuk membayarnya, itu dapat dianggap sebagai pemerasan.

Hukum di China mengakui bahwa hubungan cinta, tinggal bersama, dan pernikahan melibatkan banyak aspek hukum dan finansial, tetapi biaya putus sebagai kompensasi tidak diakui. Pengadilan lebih cenderung mengarahkan para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui mediasi sipil daripada melalui litigasi.

Kesimpulan

Biaya putus adalah fenomena sosial yang kompleks, mencerminkan dinamika emosional dan finansial dalam hubungan. Meskipun banyak orang menganggapnya sebagai cara untuk mendapatkan kompensasi atas pengorbanan yang dilakukan, pandangan hukum di China menunjukkan bahwa permintaan ini tidak memiliki dasar hukum yang kuat dan dapat berujung pada konsekuensi hukum yang serius. Sebagai alternatif, penyelesaian melalui mediasi sipil adalah pendekatan yang lebih disarankan untuk menyelesaikan sengketa semacam ini.