Terakhir diperbarui pada 24/03/2025 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com— Drama “The First Frost” telah mencuri perhatian penonton dengan kisahnya yang mendalam hingga membuat drama itu meraih kesuksesan fenomenal. Tapi drama itu tidak terhindar dari kontroversi yang menyertainya.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Huanwang Big Data, produser Quan Xianglan mengungkapkan pandangannya mengenai kritik dan saran yang muncul seputar adaptasi dari novel yang sangat dicintai ini.
Quan mengawali penjelasannya dengan menekankan pentingnya masukan dari penonton. Ia menyatakan, “Saya sangat senang dan berterima kasih atas umpan balik yang diberikan oleh penonton. Kritik dan saran dari mereka adalah pendorong bagi kami.”
Hal ini menunjukkan komitmennya untuk mendengarkan dan merespons harapan penonton, serta mengakui bahwa setiap karya seni pasti akan menghadapi perdebatan dan interpretasi yang berbeda.
Dalam menghadapi kritik terkait penanganan karakter dan plot, Quan menjelaskan bahwa tim produksi berusaha sebaik mungkin untuk tetap setia pada esensi cerita asli. Beberapa kontroversi yang muncul melibatkan adaptasi dari novel, di mana banyak penggemar merasa cemas tentang bagaimana karakter dan plot akan ditangani.
Beberapa penggemar novel merasakan bahwa esensi hubungan antara karakter utama, Sang Yan dan Wen Yifan, tidak sepenuhnya terjaga. Selain itu, terdapat kritik terkait penanganan tema-tema sensitif, seperti trauma emosional dan diskriminasi gender.
Beberapa penonton menganggap bahwa penggambaran isu-isu ini bisa terlalu dramatis atau tidak realistis, yang dapat memicu reaksi emosional yang kuat. Hal ini terlihat dari protes para penonton dan penggemar novel terkait penambahan adegan pelecehan pada awal drama yang tidak ada di novel.
Ada pula perdebatan mengenai penggambaran karakter, di mana beberapa penonton merasa bahwa karakter-karakter utama tidak ditampilkan dengan kedalaman yang sesuai, sehingga mengurangi daya tarik cerita.
Quan menambahkan bahwa meskipun ada perubahan, semua dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi penonton baru tanpa kehilangan daya tarik yang telah membuat novel tersebut dicintai. Ia juga mengakui bahwa kontroversi yang ada sebenarnya dapat menciptakan ruang untuk diskusi yang lebih luas. “Kami berharap untuk berbagi ide-ide kreatif kami melalui komunikasi terbuka, dan kami ingin penonton menemukan resonansi emosional mereka dalam drama ini,” ujarnya. Ia melihat kritik sebagai kesempatan untuk memperbaiki dan mengeksplorasi tema-tema yang lebih dalam, yang menjadi fokus utama dalam “The First Frost.”
Melalui tanggapannya, Quan Xianglan menunjukkan bahwa meskipun “The First Frost” menghadapi kritik, tim produksi tetap berkomitmen untuk mendengarkan dan belajar dari penonton. Dengan menjaga esensi cerita sambil beradaptasi untuk platform baru, mereka berharap dapat menciptakan karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendorong diskusi tentang isu-isu yang relevan. Seperti yang dikatakan Quan, “Kami akan terus berusaha meningkatkan kualitas karya kami dan menciptakan lebih banyak drama berkualitas tinggi untuk semua orang.”