Netflix Batasi Gaji Bintang Drama Korea hingga Rp5,1 Miliar per Episode demi Kendalikan Biaya Produksi

Terakhir diperbarui pada 10/06/2025 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com – Netflix Korea mengambil langkah strategis dengan menetapkan batas maksimal gaji aktor sebesar ₩400 juta (sekitar Rp5,1 miliar) per episode untuk drama Korea orisinal mereka. Kebijakan ini, yang diketahui publik pada 8 Juni lalu dan dilaporkan media Korea pada 9 Juni, bertujuan untuk menekan lonjakan biaya produksi dan menghidupkan kembali produktivitas industri drama.
Meski jumlah tersebut masih tergolong tinggi dibandingkan standar industri penyiaran tradisional, hal ini menunjukkan adanya perubahan pendekatan dari raksasa layanan streaming terhadap konten Korea. Seorang sumber industri menjelaskan bahwa Netflix berusaha menurunkan total biaya produksi, termasuk dengan menetapkan batas atas untuk honorarium para pemain, sehingga kontrak yang berlaku kini berada di bawah tarif pasar sebelumnya.
Kenaikan Biaya Produksi yang Signifikan
Sebelum hadirnya platform over-the-top (OTT), biaya produksi rata-rata untuk satu episode drama Korea berkisar antara ₩300 juta hingga ₩400 juta. Namun, dengan meningkatnya permintaan global setelah Netflix masuk ke pasar Korea, anggaran per episode kini melambung hingga lebih dari ₩2 miliar (sekitar Rp25,5 miliar). Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh gaji aktor top yang terus meningkat.
Beban keuangan akibat biaya produksi yang tinggi ini turut menyebabkan penurunan signifikan dalam jumlah drama yang diproduksi secara lokal. Data menunjukkan bahwa jumlah produksi tahunan turun dari 141 judul pada tahun 2022 menjadi 123 pada 2023, dan hanya 100 pada 2024. Bahkan, diperkirakan hanya akan ada sekitar 80 drama pada tahun 2025.
Seruan Perubahan dan Tanggapan Positif dari Publik
Banyak pelaku industri menilai bahwa ketergantungan berlebihan pada bintang papan atas telah mendorong pengeluaran ke tingkat yang tidak berkelanjutan. Seorang pejabat mengatakan bahwa produksi era OTT telah “melampaui batas kewajaran” akibat melonjaknya bayaran para aktor.
Menanggapi kebijakan ini, sebagian besar warganet Korea memberikan respons positif. Banyak yang menyarankan agar perhatian kini diarahkan pada pencarian aktor baru dan peningkatan kesejahteraan kru produksi yang selama ini kurang mendapat sorotan. Beberapa komentar yang beredar di dunia maya antara lain:
“Sudah saatnya kita melirik bakat-bakat baru, bukan hanya mengandalkan nama besar.”
“Aktor memang penting, tapi drama adalah hasil kerja tim. Lebih baik kurangi gaji bintang utama dan naikkan bayaran staf di belakang layar.”
Langkah pembatasan honor ini mencerminkan upaya penyeimbangan kembali dalam ekosistem K-drama. Di tengah peran besar platform OTT dalam membentuk ulang lanskap hiburan global, pengelolaan anggaran yang lebih bijak bukan hanya penting untuk menjaga keuntungan, tapi juga untuk memastikan keberlanjutan industri kreatif Korea ke depan.
Sumber: Sohu, KBI Zoom