Foto Lama Zhang Ruonan Saat Promosi Film Tuai Kontroversi

Terakhir diperbarui pada 11/06/2025 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com – Nama aktris Zhang Ruonan kembali menjadi sorotan tajam di media sosial Tiongkok. Bukannya karena proyek baru, melainkan karena tagar #ZhangRuonanSapuLantaiHupu yang menjadi viral, menggali kembali kontroversi lama yang kini justru diperparah oleh statusnya sebagai salah satu “Dewi Hupu”, menempati posisi tiga besar dalam Kontes Dewi Hupu.

Viralnya tagar ini dipicu oleh seorang atau beberapa pengguna Weibo yang mengunggah kembali foto lama Zhang Ruonan dari April 2021 yang berpose di depan dinding budaya Hupu. Para pengguna ini kemudian mempermasalahkan dan menyoroti beberapa lelucon serta komentar kontroversial yang tertera di dinding tersebut. Postingan mereka akhirnya menjadi viral, memicu pro dan kontra di kalangan netizen.
Dinding Budaya Hupu: Cermin Komunitas dan Sumber Kontroversi
Pusat dari kontroversi yang kembali memanas ini adalah sebuah foto lama Zhang Ruonan yang diambil saat ia melakukan promosi film On Your Wedding / My Love (你的婚礼) di Hupu pada April 2021. Zhang Ruonan berpose di depan sebuah “dinding budaya Hupu” (虎扑办公楼内那面“实体墙”) yang terletak di kantor pusat Hupu. Dinding ini merupakan salah satu “dinding budaya komunitas” atau “dinding spiritual” yang dibuat Hupu untuk merefleksikan suasana budaya komunitas dan tingkat aktivitas penggunanya. Tujuannya adalah untuk memotivasi karyawan dan pengunjung agar merasakan vitalitas komunitas, sekaligus menjadi simbol budaya merek Hupu.
Menurut pemberitaan Sina News, dinding tersebut memuat slogan-slogan dan moto komunitas Hupu yang umum seperti “Bersaing untuk MVP” (竞争MVP), “Penuh Vitalitas” (元气满满), dan “Tumbuh Liar” (野蛮生长), yang mencerminkan filosofi budaya Hupu yang positif dan penuh semangat. Namun, yang menjadi inti permasalahan adalah keberadaan komentar pengguna dan ‘bullet screens’ asli yang dipilih oleh staf Hupu dari forum dan postingan populer, dicetak, dan ditempel di dinding. Komentar-komentar ini mencakup diskusi sengit tentang acara olahraga, selebriti, dan game, mencerminkan suara asli pengguna Hupu dan suasana komunitas.
Meskipun ada proses penyaringan yang dilakukan oleh tim operasi komunitas Hupu untuk memilih konten yang representatif dan interaktif, serta menghindari konten yang terlalu vulgar atau melanggar aturan, beberapa komentar yang diposting masih mengandung stereotip gender, ejekan, bahkan pernyataan kontroversial. Contohnya, lelucon seperti “Berapa nilai kaki ini?” yang meminta anggota komunitas memberi “nilai” atau “skor” pada bagian tubuh perempuan, atau ungkapan seperti “Menikahlah denganku, sang dewi!” yang meski terdengar pujian, dapat mengandung makna ingin memiliki atau menguasai perempuan. Lelucon semacam ini sudah lama menjadi bagian dari budaya bercanda di forum Hupu yang didominasi pria muda, dan dianggap memandang perempuan secara objek.
Kini, keberadaan Zhang Ruonan di depan dinding yang penuh komentar kontroversial tersebut kembali memicu diskusi. Para netizen mempertanyakan apakah tim Zhang Ruonan memahami dan menghormati sensitivitas budaya komunitas Hupu. Ini juga menyingkap kontradiksi antara budaya komunitas Hupu dan citra publiknya, yang menjadi titik fokus diskusi.
Lebih jauh lagi, beberapa netizen bahkan menuding Zhang Ruonan secara tidak langsung mendukung budaya yang objektifikasi terhadap perempuan karena bersedia berpose dengan santai di hadapan dinding tersebut. Tuduhan ini dianggap bertentangan dengan citra publik Zhang yang dikenal lembut, bersih, dan “cinta pertama nasional”, yang menjual kesan polos dan murni.
Mengapa Industri Hiburan Mempromosikan Film di Hupu?
Hupu adalah platform komunitas online asal Tiongkok yang awalnya berfokus pada diskusi olahraga, terutama bola basket. Seiring waktu, Hupu berkembang menjadi forum diskusi berbagai topik, termasuk film dan hiburan, dengan pengguna dominan pria muda. Karena banyak pria muda yang aktif di Hupu, platform ini menjadi tempat strategis untuk mempromosikan film agar dikenal luas oleh target audiens tersebut. Oleh karena itu, tim promosi film sering mengadakan acara dan interaksi khusus di Hupu untuk menjangkau audiens ini secara efektif.
Status “Dewi” Memperkeruh Kontroversi
Ironisnya, kontroversi ini kembali mencuat di saat Zhang Ruonan baru saja mengukir prestasi gemilang di platform yang sama. Pada Agustus 2024, dalam ajang “The 9th Hupu Goddess Contest”, Zhang Ruonan berhasil masuk ke posisi tiga besar, sebuah pencapaian yang memicu kehebohan di internet, tulis China.com.
Zhang Ruonan dikenal luas dengan citra yang bersih dan manis, serta kecantikannya yang alami dan tidak berlebihan di tengah tren estetika yang berlebihan saat ini. Senyum tanpa riasan dan aura hangatnya membangkitkan banyak kenangan akan cinta pertama yang murni di hati penggemar, dan ini membuatnya cepat mengumpulkan popularitas tinggi di platform Hupu yang didominasi pria. Popularitasnya yang tinggi di kalangan penggemar pria Hupu mencerminkan kerinduan masyarakat modern akan keindahan yang sederhana dan murni. Perolehan suaranya bahkan mendekati aktris senior Gao Yuanyuan.
Namun, keberhasilan Zhang Ruonan sebagai “Dewi Hupu” ini kini justru dilihat oleh sebagian pihak sebagai pemantik yang memperkuat narasi negatif dari tagar #ZhangRuonanSapuLantaiHupu. Kehadirannya yang kuat di platform yang masih diwarnai oleh budaya humor kontroversial—terlepas dari upaya Hupu untuk membersihkan diri (dinding komentar telah dihapus pada 2023)—dapat menciptakan paradoks di mata publik. Statusnya sebagai “dewi” yang dipuja di Hupu, di mana lelucon objectifikasi pernah lazim, secara tidak langsung menyoroti dan memperpanjang diskusi tentang bagaimana perempuan dipersepsikan dalam lingkungan online tersebut, bahkan jika citra Zhang Ruonan sendiri sangat murni dan alami.
Respons Studio dan Pergeseran Nilai Sosial
Studio Zhang Ruonan telah mengklarifikasi bahwa sang aktris tidak secara sadar memeriksa isi dinding komentar tersebut dan hanya menjalankan tugasnya dalam acara promosi film. Selain itu, pihak Hupu sendiri telah menghapus dinding komentar kontroversial itu pada tahun 2023 sebagai bentuk kesadaran akan dampak negatif dari candaan kasar tersebut. Kasus ini, pada dasarnya, mencerminkan perubahan nilai sosial di Tiongkok terkait penghormatan terhadap perempuan dan budaya internet. Candaan yang dulu biasa diterima, kini menjadi sorotan kritik.
Reaksi Pengguna Weibo
Kontroversi ini memicu perdebatan di Weibo, di mana sebagian besar pengguna membela Zhang Ruonan, sementara yang lain menyindir keras pilihan masa lalunya.
Beberapa komentar dukungan menyebut bahwa:
“Foto itu dari 2021, sudah lama dan saat itu tidak semua orang sadar soal kontroversi dinding itu.”
“Dia cuma menjalankan promosi film, bukan tanggung jawabnya meneliti isi dinding.”
“Zhang Ruonan selama ini dikenal menjaga citranya, ini cuma serangan yang digoreng netizen.”
Namun, sisi lain Weibo justru mengkritik sikap pasif atau ketidaksadarannya. Lebih jauh lagi, beberapa pengguna juga menyindir Zhang dengan mengungkit nama lama fanbase-nya, yaitu “楠朋友” (Nan Pengyou) yang terdengar mirip “pacar laki-laki”.
Kontroversi yang kembali muncul ini, dengan sorotan tambahan dari statusnya sebagai “Dewi Hupu” dan konteks dari “dinding budaya Hupu” itu sendiri, menegaskan kompleksitas citra seorang selebriti di era digital, di mana konteks dan perubahan sosial seringkali diabaikan demi sensasi viral.