Drama Pachinko: Nasib Orang Korea di Jepang Dulu dan Sekarang

Akses konten eksklusif

Check Out Our English Version! Go to English Version

Terakhir diperbarui pada 30/04/2022 oleh Timotius Ari

Orang Korea yang tinggal di Jepang sebelum akhir penjajahan dan anak mereka masih digolongkan sebagai warna menetap khusus dan bukan warga negara. Korea secara ekonomi semakin sengsara selama penjajahan Jepang. Entah mereka menikah, menjalani kerja paksa atau pergi ke Jepang untuk mencari peruntungan baru, mereka menjadi orang-orang tanpa kewarganegaraan. Orang-orang Korea itu memperoleh status sebagai Zainichi di Jepang. Bukan warga negara, hanya tamu yang menetap.

Seperti yang kita lihat dalam beberapa episode awal dalam drama Pachinko, perlakuan yang tidak adil yang dihadapi orang Korea di Jepang terus berlanjut. Banyak warga Korea di sana yang dipaksa tinggal dalam kemelaratan tanpa pekerjaan dengan gaji yang memadai. Akhirnya sebagian besar terpaksa bekerja untuk organisasi kejahatan dan pekerjaan yang kurang diminati oleh para pekerja Jepang. Misalnya adalah bekerja di Pachinko, seperti judul drama itu. Permainan itu berada di wilayah abu-abu secara hukum karena kaitannya dengan judi. Beberapa orang Korea yang terkait dengan yakuza dan kriminalitas, tapi hampir semua orang Korea di negara itu ikut tercoreng namanya. Konotasi negatif ini melekat pada orang Korea di sana bahkan setelah penjajahan selesai.

Prasangka yang tidak berdasar ini membuat sebagian masyarakat di Jepang memiliki sikap anti Korea sekalipun budaya pop Korea terus bertumbuh kepopulerannya di negara itu.  

Novel Pachinko menjadi bestseller di Amerika Serikat, tapi novel itu tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Baru pada Juli 2020, novel itu dirilis di negara itu dalam dua bagian. Novel itu hanya memperoleh pemberitaan terbatas di negara itu, sebagian sebagai respon karena novel itu populer di AS.

Terjemahan Bahasa Korea baru tersedia pada 2018 dan membuat novel itu masuk ke dalam jajaran teratas novel bestseller di Korea Selatan.