Terakhir diperbarui pada 10/04/2025 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com – Aktor populer Li Xian tengah mencuri perhatian publik dengan hobinya yang tak terduga: memotret burung di taman kota. Videonya saat “membidik burung” di berbagai taman besar di Beijing viral di media sosial dan menjadi trending topik. Menariknya, kegiatan ini bukan hanya jadi sorotan para penggemar, tetapi juga mengundang respons positif dari berbagai dinas pariwisata di seluruh China.
Pada 4 April, Kementerian Ekologi dan Lingkungan Tiongkok turut membagikan laporan dari China Environment News yang menyebut Li Xian pantas menyandang gelar “Duta Bunga dan Burung”. Hanya dengan satu aktivitas, Li berhasil mengangkat berbagai topik ekologi dan fotografi ke permukaan, menjadikannya fenomena musim semi yang melampaui batas komunitas.
Aktivitas “membidik burung” merujuk pada kegiatan memotret burung liar menggunakan lensa telefoto jarak jauh. Dua lokasi yang menjadi favorit Li Xian—Taman Yuyuantan dan Taman Hutan Olimpiade—merupakan spot andalan bagi para pengamat burung di Beijing, tulis Sohu.
Seiring menghangatnya suhu, kawasan sungai dan rawa makin ramai. Masyarakat pun mulai berdatangan untuk menikmati alam sambil membawa kamera mereka. Dengan penuh kesabaran, para peminat fotografi alam ini menunggu momen sempurna untuk mengabadikan keindahan yang jarang terlihat. Mereka pun menjadi bagian dari lanskap itu sendiri, menciptakan suasana damai dan menyatu dengan alam.
Mengabadikan kehidupan melalui lensa dan menyalakan semangat melalui kecintaan terhadap alam—itulah yang dilakukan para penggemar fotografi burung. Setelah nama Li Xian berkali-kali muncul di trending karena hobinya, berbagai dinas pariwisata di China ikut “turun gunung”. Ajakan pun bermunculan: “Ke Guangxi cari burung langka!”, “Nikmati romantisme Cangshan dan Danau Erhai di Dali!”, atau “Segera ke Guangzhou! Tamu langka mampir ke Lahan Basah Haizhu!”
Kian hari, konsep pembangunan ramah lingkungan semakin diakui sebagai ciri khas kota berkualitas. Burung air liar yang mulai sering terlihat di pusat kota menjadi bukti bahwa alam dan manusia bisa hidup berdampingan. Musim semi pun menjadi waktu yang pas untuk menyaksikan burung migrasi dengan bulu-bulu indah mereka—sebuah pemandangan yang layak diabadikan.
Beberapa daerah bahkan telah menerbitkan “Peta Pengamatan Burung” yang menampilkan lokasi terbaik, spesies umum, dan panduan praktis. Namun, publik juga diimbau untuk tetap menjaga etika saat mengamati: tidak mengganggu habitat, menjaga jarak, dan mendahulukan rasa cinta terhadap alam daripada sekadar peralatan canggih.
Modernisasi ala Tiongkok menekankan harmoni antara manusia dan alam. Bukan hanya dalam birunya langit atau hijaunya bukit, tetapi juga dalam kicauan burung dan sayap yang mengepak bebas. Sambutan dari dinas-dinas pariwisata ini pun menjadi semacam “pemungutan suara” dari alam: jika ekosistem terjaga, para tamu dari alam akan datang tanpa diundang.