Horizontal Scroll Menu
Home » Film » Berita » Ini Fakta Menarik Film Baru Peng Yuchang dan Zhou Ye, Moments We Shared

Ini Fakta Menarik Film Baru Peng Yuchang dan Zhou Ye, Moments We Shared


Terakhir diperbarui pada 28/06/2024 oleh Timotius Ari

LayarHijau.com—Film baru Peng Yuchang dan Zhou Ye, Moments We Shared mulai tayang di bioskop di China pada 22 Juni 2024. Film itu diangkat dari novel berjudul A Small Shop at the Edge of the Clouds karya penulis kenamaan Zhang Jiajia.

Novel itu sendiri merupakan novel best selling dan terjual sebanyak 2 juta eksemplar dan memperoleh rating 7,8 poin di Douban. Sang penulis novel kemudian menyutradarai dan menulis naskah sendiri untuk versi filmnya. Pada akhir pekan lalu, box office film ini melampaui angka 100 juta yuan. Pada 24 Juni 2024, sore hari, Zhang Jiajia dan pemeran film itu Zhou Ye dan Chen Xianen muncul di Xi’an untuk membahas cerita di balik layar pembuatan film ini.

Novel A Small Shop at the Edge of the Clouds mengisahkan tentang Liu Shisan, yang tinggal di Kota Yunbian, yang seperti surga. Sejak kecil dia bergantung pada neneknya Wang Yingying yang memiliki sebuah toko kecil. Ketika dewasa, Liu Shisan mengalami kegagalan berkali-kali saat tinggal di kota besar. Dia akhirnya kembali ke kota asalnya untuk memulihkan diri.

Novel itu sangat populer di kalangan anak muda karena penulisan Zhang Jiajia yang singkat tapi halus. Caranya menggambarkan detail kehidupan seolah menyajikan kepada para pembaca sebuah gambaran yang indah, tulis CNWest.com.

Pada 2022, muncul pengumuman jika novel itu akan diangkat ke dalam sebuah film. Pada 2023, syuting film dimulai pada hari ulang tahun Zhang Jiajia. Film ini berdurasi 131 menit, termasuk animasi pembukaan selama 8 menit.

Animasi itu, menurut Zhang Jiajia dibuat untuk mengisahkan masa kecil tokoh utama sekaligus untuk memenuhi impian para pembaca. Dengan format animasi, penceritaan masa kecil tokoh utama akan terasa seperti dongeng.

“Adegan-adegan yang menjadi perhatian para pembaca, setidaknya menurut saya, semuanya ada, termasuk menggantung lentera pada malam bersalju. Tetapi kehidupan kuliah Liu Shisan dipotong karena tidak bisa dimuat dalam film,” terangnya.

Beberapa konten dalam novel juga diadaptasi selama proses syuting. “Misalnya, reuni Liu Shisan dan Cheng Shuang langsung diatur di Kota Yunbian. Adaptasi terbesar adalah karakterisasi Mao Tingting, menjadikannya lebih dekat dengan prototipe kehidupan nyata. Ini juga menutupi beberapa kekurangan dalam karakter Mao Tingting di novel,” terangnya.

Mengenai akhir cerita Cheng Shuang yang dinantikan para pembaca, Zhang Jiajia mengatakan, “Saya telah membaca banyak sekuel dan adaptasi dari teman-teman, tetapi saya memilih akhir cerita yang paling ingin saya buat.”

Karakter utama Liu Shisan dalam novel asli diperankan oleh aktor muda Peng Yuchang, sementara aktris muda kelahiran 95-an Zhou Ye dan aktris veteran Alia masing-masing memerankan Cheng Shuang dan nenek Wang Yingying. Zhang Jiajia mengatakan, “Peng Yuchang dan Zhou Ye adalah teman baik saya dalam kehidupan sehari-hari, jadi ketika mempertimbangkan peran, baik saat menulis atau syuting, saya akan mempertimbangkan mereka sebagai prototipe untuk membuat beberapa penyesuaian, dan mereka adalah kandidat yang paling cocok.”

Saat membahas dua novelnya, Passing by Your World dan A Small Shop at the Edge of the Clouds, Zhang Jiajia mengungkap jika keduanya memiliki ciri khas sendiri. Passing by Your World lebih banyak membahas tentang masa muda dan cinta. Sedangkan A Small Shop at the Edge of the Clouds berbeda. Novel itu lebih seperti semi-otobiografi, tentang kisah hidup seseorang dari kecil hingga dewasa.

Tema utama novel itu bukan hanya sekedar pertumbuhan seorang individu, tapi juga diskusi mendalam tentang hubungan sosial seperti keluarga, kerabat dan sahabat. Hubungan kekerabatan Liu Shisan dengan neneknya dan konflik dengan Niu Datian semuanya merupakan bagian penting dari novel ini.

Deskripsi tentang hubungan-hubungan ini memungkinkan pembaca memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam tentang sifat manusia. Dibandingkan dengan karya sutradara Zhang Jiajia sebelumnya See You Tomorrow, film ini jelas lebih matang, dengan bahasa seperti prosa dan cerita yang sederhana namun mengharukan, yang membuat orang penuh emosi.

Zhang Jiajia berkata, “Ini mungkin bukan karya besar, tetapi saya telah mencoba yang terbaik untuk memenuhi janji saya. Baik novel maupun film saya adalah apa yang berasal dari hati saya. Jika kalian dapat merasa hangat dan sembuh setelah menonton film ini, saya pikir itu sudah cukup. Saya berharap semua orang menghargai emosi berharga mereka.”