Terakhir diperbarui pada 20/12/2024 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com–Dunia maya di China saat ini ramai membahas kasus kematian tragis yang dialami streamer game cantik Kuxuan.
Awalnya beredar kabar jika host livestreaming berusia 25 tahun itu meninggal karena kecelakaan. Tapi kemudian muncul rumor jika dia meninggal karena dibunuh. Gosip yang beredar menyatakan jika sang pembunuh adalah salah satu top spender yang ingin menjalin hubungan asmara dengan Kuxuan tapi ditolak.
Top spender adalah istilah untuk penggemar atau penonton yang memberikan gift atau hadiah virtual dengan jumlah nominal yang tinggi.
Menurut pemberitaan Sohu, sang pria itu menghabiskan 1,5 juta yuan (Rp3,3 miliar) dalam 5 tahun untuk memberikan hadiah (gift) dalam ruang livestreaming Kuxuan.
Rumornya, saat Kuxuan ulang tahun, wanita cantik itu menggelar undian dimana penonton yang beruntung bisa memperoleh hadiah yang dikirim langsung oleh Kuxuan. Pelaku pembunuhan adalah sosok yang beruntung memperoleh hadiah itu dan dari situlah dia memperoleh informasi soal alamat sang wanita.
Menurut kabar yang beredar, pembunuhan ini didasari masalah asmara, tapi polisi Shanghai mengucapkan jika saat ini kejahatan ini diduga dikarenakan sengketa ekonomi di antara keduanya.
Di luar kebenaran penyebab pembunuhan itu, kasus tragis ini menimbulkan pembahasan di internet terkait keamanan privasi host streaming dan fenomena pemberian hadiah atau gift di aplikasi livestreaming seperti ini.

Kecanduan memberi hadiah
Rupanya ada sebuah fenomena di mana orang bisa memberikan hadiah dalam jumlah yang besar untuk streamer seolah uang itu seperti daun yang tinggal dipetik dan gampang dibuang. Beberapa orang bahkan menunjukkan gejala kecanduan.
Misalnya, seorang pria di Ningbo menghabiskan lebih dari 4 juta yuan (Rp8,9 miliar) di ruang siaran langsung untuk mendengar pembawa acara memanggilnya “kakak”. Ketika keluarganya mengetahui, mereka membatasi pengeluarannya. Namun, dia tetap mencari cara untuk mendapatkan perhatian, bahkan sampai mencuri bahan tembaga untuk dijual demi memberikan hadiah.
Selain itu, seorang pria berusia 60 tahun yang pensiun menjadi kecanduan siaran langsung. Dalam setahun, ia menghabiskan seluruh uang pensiunnya, yaitu 500.000 yuan (Rp1,1 miliar), hanya untuk memberikan hadiah kepada pembawa acara. Keluarganya sangat khawatir dan mencoba melindunginya, tetapi banyak orang tua lain dalam situasi serupa bahkan bersedia meminjam uang untuk memberikan hadiah.
Banyak pengguna yang tinggal di rumah sewa sempit dan hanya bisa makan mi instan, tetapi tetap menghabiskan semua uang yang mereka miliki untuk memberikan hadiah kepada pembawa acara.
Beberapa bahkan terlibat dalam penggelapan dana publik untuk memenuhi keinginan ini, hanya untuk mendapatkan kepuasan emosional sesaat. Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak orang terjebak dalam siklus memberikan hadiah, didorong oleh keinginan untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari pembawa acara. Mereka sering kali tidak menyadari dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari perilaku ini.
Ketergantungan ini menciptakan masalah serius, tidak hanya bagi individu tersebut tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
Dilema Streamer, butuh top spender
Kuxuan dirumorkan berasal dari latar belakang yang sederhana di pedesaan Tiongkok, di mana ia dibesarkan dalam keluarga yang menghadapi kesulitan ekonomi.
Informasi itu berasal dari seorang netizen yang mengaku sebagai tetangga Kuxuan menyebutkan bahwa mereka tinggal hanya seratus meter satu sama lain dan bahwa Kuxuan adalah gadis yang baik hati, meskipun keluarganya tidak beruntung.
Dalam upaya untuk mengubah nasibnya dan membantu keluarganya, Kuxuan memilih untuk menjadi pembawa acara siaran langsung, berharap bahwa popularitas di dunia digital dapat memberikan kehidupan yang lebih baik.
Dari sudut pandang seorang host atau streamer, menerima hadiah dari penggemar adalah aspek penting dalam karier mereka. Hadiah-hadiah tersebut bukan hanya memberikan pendapatan yang signifikan, tetapi juga menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan penonton.
Sebagai streamer, ada tekanan untuk membalas perhatian ini dengan interaksi yang positif dan ucapan terima kasih, karena kepuasan penggemar sangat bergantung pada respons mereka.

Namun, ketika penggemar mulai menghabiskan uang dalam jumlah besar demi mendapatkan perhatian, situasi ini bisa menjadi rumit dan berisiko. Streamer sering kali merasa terjebak dalam siklus di mana mereka harus terus memberikan perhatian dan dukungan, meskipun hal ini dapat mengarah pada dilema moral dan emosional yang sulit.
Dalam industri siaran langsung, ekspektasi dan tuntutan dari penggemar dapat menciptakan tekanan yang berbahaya, mengingat bahwa hubungan tersebut sering kali didasarkan pada transaksi finansial, bukan pada koneksi yang tulus.
Pembunuhan Kuxuan bukan hanya sekadar tragedi pribadi, tetapi juga mencerminkan masalah yang lebih besar dalam industri siaran langsung. Fenomena hadiah yang tidak terkendali menimbulkan pertanyaan penting mengenai perilaku konsumen, dampak psikologis, dan bagaimana kita memahami nilai uang dalam konteks hiburan digital.
Masyarakat perlu menyadari bahaya yang mengintai di balik kesenangan instan ini dan pentingnya menghargai kehidupan serta keselamatan orang lain.