Terakhir diperbarui pada 24/03/2023 oleh Timotius Ari
Dalam serial Netflix, The Naked Director, Kaoru Kuroki disebut sebagai inspirasi dari sang tokoh utama Toru Muranishi. Tentu saja belum diketahui keakuratan dari hal ini karena The Naked Director dikatakan tidak secara akurat menggambarkan kehidupan sang sosok kontroversial itu. Beberapa bagian dalam cerita merupakan dramatisasi dari kisah nyata sutradara itu.
Kaoru Kuroki dalam Bahasa Indonesia berarti aroma Blackwood, sejenis kayu dari Australia. Dia lahir dari keluarga konservatif kelas menengah di Jepang. Putri seorang teknisi, Kuroki adalah anak yang berbakat dan menunjukkan bakat seni sejak kecil. Dia keluar dari sekolah negeri pada usia 15 tahun dan kuliah di Yokohama University.
Saat kuliah itulah, Kuroki mulai tampil dalam video dewasa. Awalnya dia beranggapan jika video seperti ini adalah bentuk seni. “Saya ingin mendekatinya sebagai bentuk seni pertunjukan, tapi ternyata ini jauh lebih gila dari itu. Bahkan jika saya tetap memandang video dewasa sebagai seni tanpa memandang jika itu hanya film orang berhubungan badan, saya tidak akan sejauh ini,” ujar Kaoru dilansir dari Wikipedia.
Debut pertama Kaoru adalah dalam video yang dirilis pada Oktober 1986 oleh perusahaan Crystal-Eizou milik Toru Muranishi.
Keduanya rupanya berbagi ide yang sama untuk memakai pendekatan dokumenter dalam video biru. Model pendekatan ini dipakai dalam industri film dewasa di Jepang hingga saat ini.
Dalam videonya, Kaoru biasanya duduk, berpakaian rapi dan berbicara di depan kamera untuk membicarakan beberapa topik misalnya soal kebebasan. Adegan berikutnya adalah segmen modeling, dengan pakaian renang atau tanpa pakaian. Segmen berikutnya adalah adegan-adegan inti dari video dewasa.
Tapi sebagian besar video Kaoru cukup keras dengan berbagai permainan kasar. Beberapa penonton pria bahkan mengaku jika mereka takut melihat wanita manis itu beraksi dan tidak bisa menikmatinya.
Pada 1988, Kaoru mulai dilirik oleh media mainstream. Salah satu faktor yang menarik perhatian adalah keputusannya untuk tidak mencukur bulu ketiak. Awalnya dia mengaku jika itu adalah simbol protes terhadap sensor di Jepang. Gara-gara itu, Kaoru mulai diliput oleh media mainstream. Tapi Kaoru kemudian mengaku jika keputusan tidak mencukur bulu ketiak hanyalah gimik untuk membedakan dirinya dengan para bintang wanita lainnya. Di sisi lain dia melihat hal ini sebagai simbol feminisme.
Selain itu media mainstream juga terkesan dengan kemampuan Kaoru untuk berbicara dengan cerdas dan terang terangan tentang beberapa tema yang umumnya tabu bagi masyarakat saat itu. Oleh karena itu dia kerap menjadi bintang tamu dalam acara tengah malam. Setelah itu dia mulai menjadi panelis dalam program TV di siang hari, muncul dalam iklan dan menjadi juru bicara untuk departemen store.
Dia populer di kalangan pria penikmat konten dewasa dan di antara wanita karena menggunakan ide tentang feminisme.
Membahas tentang popularitasnya sebagai model video dewasa, Kaoru mengungkap jika masyarakat Jepang membutuhkan sosok seperti dirinya saat itu. “Saya berbicara tentang kehidupan sebagai seorang wanita, tapi dengan latar belakang saya, tentu fokusnya tidak jauh-jauh dari konten dewasa. Saya sepertinya menjadi juru bicara untuk sebagian besar wanita yang malu membicarakannya,” ujar Kaoru.