Horizontal Scroll Menu
Home » Serial TV » Berita » Ashes of Love Dikritik Karena Tidak Fokus Pada Tokoh Utama

Ashes of Love Dikritik Karena Tidak Fokus Pada Tokoh Utama


Terakhir diperbarui pada 28/03/2020 oleh Timotius Ari

Ternyata drama di belakang layar Ashes of Love juga sama hebohnya dengan drama yang kita lihat di depan layar. Sedemikian rupa sehingga para penggemar kesulitan membedakan mana yang sekedar rumor dan mana yang berupa berita valid. 

Salah satu kritikan yang ditujukan pada Ashes of Love adalah dalam beberapa episode, jalan ceritanya tidak fokus pada tokoh utama yang diperankan Deng Lu tapi malah kepada para karakter pendukung. 

Sempat muncul rumor jika salah satu penulis naskah drama itu, Zhang Yuanang, mengungkap konflik dalam pembuatan drama itu. Lewat chat pribadi, dia berkata jika ada banyak hal yang diubah tanpa sepengetahuan tim penulis naskah. Misalnya, setelah drama itu tayang, dia baru sadar jika jumlah episode diperpanjang dari 43 menjadi 60 episode. 

Dalam beberapa episode pertengahan dan akhir, bukanlah Dewa Perang yang kita lihat tapi seorang pria yang terjebak dalam berbagai situasi yang berubah menjadi buruk dalam hidupnya. Sedangkan para karakter lain di sekitarnya memperoleh pembahasan yang dalam melalui plot cerita, perkembangan karakter Xu Feng hanya dibahas secara sekilas.

Cerita tentang Putri Iblis dan Mu Ci memang menarik. Sama menarik dengan kisah sampingan dalam drama Princess Weiyoung dan Siege in Fog. Tapi kisah di antara dua karakter itu menjadi siklus perputaran tiada henti tentang menyelamatkan Mu Ci. Akhirnya jalan ceritanya terkesan diulang-ulang. 

Tim kreatif drama itu sepertinya mengakui masalah itu. Sebuah surat yang ditulis oleh kepala penulis naskah, Ma Jia lewat halaman resmi drama itu di Weibo. Ma menjelaskan jika drama itu berpusat pada tokoh utama wanita Jin Mi, pandangannya soal cinta, bagaimana dia belajar tentang cinta dan menemukan cinta. Dunia dalam Ashes of Love luas dan setiap karakter sangat penting. Dalam beberapa tahap ada beberapa karakter pendukung yang memperoleh fokus lebih, sehingga menyebabkan pertikaian di antara para penonton. Ini adalah sesuatu yang membuat tim kreatif intropeksi. Mereka akan mengambil masalah ini sebagai pelajaran untuk drama berikutnya. 

Ma Jia juga menjelaskan jika secara keseluruhan, jumlah durasi tokoh utama wanita dan pria tampil di depan layar lebih banyak dari karakter lainnya. Tapi saat itu memang drama itu harus fokus pada jalan cerita tertentu. Ini menyebabkan para penonton merasa tokoh utama diabaikan. Tapi dia menekankan jika pada beberapa episode berikutnya, akan ada adegan penting di antara dua pemeran utama. 

Salah satu adegan itu adalah saat Xu Feng menghentikan pernikahan di alam surga. Jin Mi mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Xu Feng dan kelahiran kembali Xu Feng sebagai setan dll. 

Ma Jia mengakhiri surat itu dengan ucapan terima kasih untuk waktu yang disediakan para penonton dan berharap mereka terus menonton dengan sabar. Melihat situasi ini, sepertinya Leo Luo Yunxi memperoleh penggemar yang cukup besar dari drama itu sekalipun dia adalah pemeran pendukung. Sayangnya, akibat salah manajemen dalam penulisan cerita, Leo Luo juga menjadi pelampiasan amarah dari para penonton. Agensi di mana dia bekerja merilis pernyataan untuk membela aktor itu:

“Sebuah karya adalah kombinasi dari usaha setiap orang yang harusnya tidak ternodai oleh mereka yang ingin menimbulkan konflik. Para aktor berakting dengan hati mereka seharusnya tidak menjadi bahan rumor yang tidak berdasar. Pada 23 Agustus 2018, langkah hukum diambil untuk pernyataan fitnah dan serangan pribadi terhadap Leo Luo Yunxi. Rumor harus berakhir jika masyarakat bijaksana. Semoga semua orang bisa membedakan kebenaran dan berhenti percaya pada rumor. Kami percaya jika  tim produksi drama ini akan memberikan penjelasan yang adil,” tulis agensi itu.