Terakhir diperbarui pada 23/03/2023 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com—Drama Korea gelap yang tayang di Netflix, The Glory dengan cepat menjadi populer saat mengungkap horor dari bullying. Para penonton menjadi sadar tentang kekejaman yang ada di dunia nyata dan menuntut keadilan untuk para korban yang menginspirasi kisah menyeramkan dalam drama itu. Tapi, realita bullying di sekolah jauh lebih mematikan dari yang disadari oleh para penonton.
Sebelumnya, seorang komisaris sekolah di Korea Selatan membenarkan jika realita jauh lebih buruk dari yang disajikan di The Glory. Dari berbagai kisah nyata yang mirip dan dianggap sebagai inspirasi drama itu, ada sebuah kisah nyata di Jepang yang mengingatkan masyarakat tentang drama ini.
[taxopress_relatedposts id=”1″]Seperti di Korea Selatan, Jepang juga memiliki masalah serius dengan bullying di sekolah. Hingga ke titik di mana para korban bunuh diri, tulis KoreaBoo. Seorang remaja berusia 15 tahun terjun ke sebuah kereta api yang melaju karena dipukuli oleh teman-temannya setiap hari. Ada juga remaja berusia 13 tahun yang gantung diri di kelas karena menjadi target bullying selama berbulan-bulan. Sementara seorang remaja pria yang menjadi korban memilih menunggu bertahun-tahun untuk membalas dendam.
Seorang bocah lelaki dari Kyushu, Jepang dipukuli setiap hari oleh teman-temannya sekolahnya. Mereka akan merobek bajunya dan mempermalukannya dengan menelanjanginya di depan teman yang lain. Dia melaporkan hal ini pada guru dan orang tuannya tapi tidak ada aksi nyata yang diambil. Hal ini memicu keinginannya untuk balas dendam.
Saat bocah itu SMA, dia mulai merancang balas dendam itu dengan belajar kimia secara mendalam. Dia lalu melakukan hal yang sama saat kuliah. Setelah lulus, dia bekerja di perusahaan kimia sehingga dia memiliki pengetahuan dan sumber daya untuk balas dendam.