Horizontal Scroll Menu
Home » Serial TV » Berita » Ending Drama China Kill Me, Love Me, Sedih atau Bahagia?

Ending Drama China Kill Me, Love Me, Sedih atau Bahagia?


Terakhir diperbarui pada 01/11/2024 oleh Timotius Ari

LayarHijau.com–Liu Xueyi meraih kesuksesan beberapa tahun ini berkat drama Blood of Youth dan In Blossom. Sementara Wu Jinyan meraih kesuksesan fenomenal berkat drama The Double.

Drama baru keduanya, Kill Me Love Me tamat pada 30 Oktober 2024 untuk para pengguna VIP Youku. Ending drama itu menawarkan cerita yang menyentuh hati, manis di awal dan berakhir dengan sedih. Hal ini membuat para penonton drama itu menangis.

Pada akhir drama Kill Me, Love Me, Murong Jinghe (diperankan oleh Liu Xueyi) dan Mei Lin (diperankan oleh Wu Jinyan) akhirnya melewati semua rintangan dan menikah dengan bahagia.

Keduanya berbaring di tempat tidur pengantin, dan saling memandang. Mei Lin menyentuh wajah Murong Jinghe dan berkata,”Kamu sangat tampan.” Muron Jinghe tersenyum dan menjawab,” Tidak seindah istriku.” Dia kemudian memegang wajah istrinya dan menciumnya dengan penuh gairah. Adegan malam pernikahan keduanya sangat manis.

Saat para penonton berpikir jika drama ini akan berakhir dengan bahagia, rupanya ada masalah tersembunyi, tulis upmedia. Racun dalam tubuh Mei Lin belum disembuhan dan hidupnya dalam bahaya.

Adegan malam pernikahan itu diakhiri dengan pelukan di antara mereka berdua. Mereka juga diam-diam menangis. Akhir hidup Mei Lin tidaklah menyedihkan. Dia duduk di koridor luar rumahnya dan menjahit pakaian untuk sang suami.

Sedangkan Murong Jinghe melukis di bawah salju. Dalam lukisan, dia menggambar dirinya dan sang istri memandang bunga plum merah bersama. Di detik-detik terakhir, dia Mei Lin bergumam,” Salju turun”. Matanya kehilangan fokus dan dia mengulurkan tangan untuk menyentuh salju yang turun. Tapi akhirnya tidak dia tidak bisa menarik tangannya.

Murong Jinghe menatap sang istri dengan ekspresi sedih, tapi dia bersikeras menyelesaikan lukisannya. Sang istri berkata,” Jinghe, aku punya satu keinginan lagi. Aku merindukanmu. Hiduplah dengan baik-baik dan hidup yang panjang. Aku akan selalu, selalu di sisimu. Ketika kamu merindukanku, bicaralah padaku dan aku akan mendengarkan.”

Murong Jinghe yang melihat istrinya sekarat di sampingnya, diam-diam menangis hingga dia terjatuh, tapi tetap bersikeras menyelesaikan lukisannya. Kemudian kamera beralih ke Mei Lin, dia bertanya,” Jinghe, jika tidak ada kebakaran di Qingzhou, bagaimana kita bisa bertemu?” Kebakaran yang terjadi di Qingzhou adalah titik balik dalam nasib keduanya dalam paruh pertama kehidupan mereka.

Murong Jinghe disalahkan oleh dunia luar sebagai pangeran yang membantai penduduk kota Qingzhou. Mei Lin kehilangan keluarganya dalam kebakaran itu dan beranggapan jika Murong Jinghe adalah dalang di balik kebakaran.

Jika tidak ada kebakaran, mungkin pasukan Murong Jinghe yang menang akan melewati kota itu. Keduanya mungkin bisa bertemu di tempat lain di bawah sinar matahari yang cerah, tulis upmedia.

Imajinasi yang indah ini membuat para penonton menangis lebih keras karena sangat kontras dengan realita yang kejam. Setelah drama berakhir, tim drama menambahkan adegan mid credit di mana Murong Jinghe yang naik tahta sendirian, kembali ke rumah di mana Mei Lin meninggal. Murong Jinghe saat itu sudah tua dan dia berbisik di koridor di mana sang istri meninggal,” Mei Lin, kita akhirnya akan bertemu.” Murong Jinghe akhirnya meninggal setelah mengucapkan hal ini.

x
Iklan