Horizontal Scroll Menu
Home » Serial TV » Review » Review Drama China Only For Love: Perjuangan Meraih Cinta dan Karir

Review Drama China Only For Love: Perjuangan Meraih Cinta dan Karir


Check Out Our English Version! Go to English Version

Terakhir diperbarui pada 25/11/2024 oleh Timotius Ari

Sutradara: Guo Hu     
Pemeran: Bai Lu, Dylan Wang, Miles Wei, Shen Yu Jie Liu Dong Qin, Jiang Pei Yao
Episode: 36 episode
Platform: iQiyi, MGTV

Sinopsis Only for Love (2023)

Zheng Shuyi adalah seorang wartawati yang pekerja keras di salah satu surat kabar finansial terkemuka di Tiongkok. Dengan ambisi besar untuk mendapatkan berita utama, ia berusaha keras untuk mewawancarai Shi Yan, seorang CEO muda yang tengah menjadi perbincangan hangat. Di sisi lain, Shi Yan berencana melakukan serangkaian investasi pada startup yang menjanjikan sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat.

Sebuah kesalahpahaman membuat mereka bertemu kembali dalam situasi yang tak terduga. Semakin mereka mengenal satu sama lain, semakin jelas bahwa nasib mereka mungkin saling terkait. Shi Yan menyadari bahwa pengalaman Shuyi dalam dunia jurnalistik membuatnya memiliki wawasan mendalam tentang startup lokal. Dia akhirnya setuju untuk membiarkan Shuyi menulis serangkaian artikel tentang perusahaannya, yang membawa mereka bertemu berulang kali. Namun, apakah hubungan kerja yang berkembang ini juga bisa mengarah pada cinta?

Mengejar Karir Tidak Perlu Mengorbankan Cinta

Cerita
4 / 5
4
Akting
4 / 5
4
Soundtrack
3 / 5
3

Review:

Drama Only For Love adalah sebuah drama komedi romantis yang menawarkan keseimbangan menarik antara kisah asmara dan elemen inspiratif. Kisah ini berfokus pada Zheng Shuyi, yang diperankan oleh Bai Lu, seorang wartawati ambisius di majalah finansial terkemuka, dan Shi Yan, CEO muda yang diperankan oleh Dylan Wang. Kelucuan dan ketegangan dalam hubungan mereka muncul dari kesalahpahaman yang mengharuskan Shuyi mengejar cinta Shi Yan, menciptakan dinamika yang menghibur.

Salah satu kekuatan utama drama ini adalah karakter-karakternya yang menarik. Zheng Shuyi memiliki desain karakter yang kuat, dengan kelemahan yang terlihat manusiawi, menjadikannya sosok yang mudah disukai. Bai Lu berhasil menampilkan akting yang konsisten, menunjukkan kegigihan dan profesionalisme Shuyi. Di sisi lain, Dylan Wang, meskipun lebih muda lima tahun dari Bai Lu, mampu memerankan sosok dewasa Shi Yan dengan baik. Chemistry antara keduanya sangat kuat, terlihat dalam momen-momen lucu dan konyol saat mereka bertransisi dari kenalan menjadi kekasih.

Tema inspiratif juga sangat menonjol, terutama melalui idealisme Shi Yan yang ingin mendukung startup dan bisnis kecil. Usahanya untuk mendukung pengembangan chipset menciptakan nuansa yang relevan untuk penonton, menyoroti pentingnya dedikasi dan dukungan dalam mencapai impian. Selain itu, drama ini memiliki keunikan dengan menampilkan enam pasangan, memberikan perspektif yang beragam tentang cinta. Meskipun pasangan utama tetap menjadi sorotan, pasangan lain menggambarkan berbagai dinamika hubungan yang realistis, seperti perbedaan usia dan tantangan yang dihadapi dalam hubungan.

Namun, drama ini bukannya tanpa kelemahan. Desain karakter Shi Yan, terutama di awal, terasa kurang optimal. Dalam beberapa adegan, akting Dylan Wang terlihat kaku, membuat penonton sulit terhubung dengan karakter yang dingin tersebut. Beruntung, pertumbuhan karakter Shi Yan menjelang akhir membuatnya menjadi karakter yang lebih normal. Sayangnya konflik asmara di antara pasangan utama terkadang terasa diulur-ulur dengan kesalahpahaman yang berlarut-larut pada beberapa episode akhir drama.

Aspek lain yang menjadi perhatian adalah penggambaran dunia jurnalistik yang kurang akurat. Perilaku curang dari karakter antagonis, yang mencuri draft wawancara dan narasumber Shuyi, serta respons media dimana Shuyi bekerja yang mengecewakan, dapat membuat penonton yang memahami etika jurnalistik merasa tidak puas. Ketidakakuratan ini terlihat jelas, terutama karena jurnalis harus menjunjung tinggi kejujuran sebagai bagian dari kode etik. Selain itu, penggambaran Shuyi yang mengenakan pakaian dan tas mahal, meskipun bukan wartawati fashion, menambah kesan bahwa drama ini tidak realistis dalam menggambarkan dunia jurnalistik.

Kekurangan lain muncul dalam penggambaran dinamika industri teknologi. Ketika perusahaan chipset yang didukung oleh Shi Yan menghadapi masalah karena tenaga ahlinya berpindah ke perusahaan pesaing, drama ini tampaknya mengabaikan praktik umum dalam industri tersebut. Di dunia nyata, tenaga ahli biasanya terikat oleh perjanjian non-kompetitif yang mencegah mereka berpindah dengan cepat ke perusahaan pesaing. Penggambaran ini membuat alur cerita terasa kurang kredibel, karena seharusnya ada lebih banyak hambatan bagi tenaga ahli untuk berpindah tanpa konsekuensi.

Meskipun demikian, Only For Love tetap menjadi drama yang cocok untuk penonton yang mencari kombinasi kisah cinta yang lucu, konyol, dan inspiratif. Dengan karakter yang menarik dan tema yang relevan, drama ini berhasil memberikan hiburan sambil tetap mengajak penonton merenungkan pentingnya mengejar impian dalam karir dan cinta. Jika kamu menyukai kisah-kisah romantis dengan sentuhan komedi yang menyentuh, drama ini layak untuk ditonton.