Kisah Sora Aoi Sempat Raup Rp22 Miliar Padahal Hanya Tampil 8 Menit di China

Terakhir diperbarui pada 24/05/2025 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com — Mantan bintang film dewasa Jepang, Sora Aoi, ternyata masih menyimpan banyak kisah menarik soal popularitasnya di Tiongkok. Meski sudah lama pensiun sebagai aktris, popularitas Sora Aoi di sana tak surut. Ia bahkan sempat mendapatkan honor fantastis Rp22,7 miliar hanya dengan tampil kurang dari 10 menit!
Baru-baru ini, Sora Aoi yang kini berusia 44 tahun hadir di acara televisi larut malam Jepang, Tokyo TV, dan berbicara soal perjalanannya meraih ketenaran di China. Ia mengaku awalnya hanya iseng memakai aplikasi penerjemah untuk mengubah perasaan sehari-harinya ke dalam bahasa Mandarin, lalu mempostingnya di media sosial. Tak disangka, hal ini membuatnya meledak di China, tulis World Journal.
Dianggap “Guru Aoi” oleh Jutaan Penggemar
Meski industri dewasa dilarang keras di China, Sora Aoi justru berhasil membangun citra positif lewat media sosial. Akun Weibo-nya diikuti lebih dari 19 juta fans, dan ia dihormati dengan sebutan “Guru Aoi”.
Salah satu momen paling fenomenal terjadi pada 2013. Saat itu, Sora Aoi hadir di Chengdu sebagai bintang iklan produk pereda mabuk. Ia tampil dalam balutan qipao tertutup, menulis kaligrafi bertuliskan “Enzim Kehidupan Sehat”, lalu pergi tak lama setelahnya. Media Tiongkok mencatat, waktu yang ia habiskan di acara hanya sekitar 8 menit, namun honor yang diterimanya mencapai 10 juta yuan (sekitar Rp22,7 miliar). Angka ini bahkan disebut-sebut melebihi bayaran aktris papan atas.
Menanggapi rumor soal honor fantastisnya, Sora Aoi hanya tertawa. Ia mengatakan kabar itu mungkin benar karena disebut-sebut setara 150 juta yen saat itu. Namun, dengan rendah hati ia berkata: “Saya cuma pegawai bergaji biasa.”
Kaligrafi Sora Aoi Dilelang Rp1,3 Miliar
Tak hanya di Chengdu, Sora Aoi juga pernah hadir di Ningbo untuk mempromosikan taman hiburan. Di sana, ia menulis kaligrafi bertuliskan “Fun Phoenix Mountain Paradise”. Kaligrafi itu belakangan dilelang secara lokal dengan harga pembukaan 100.000 yuan (sekitar Rp227 juta). Setelah persaingan sengit, kaligrafi tersebut akhirnya dimenangkan oleh seorang taipan muda kelahiran 1990-an dari Tiongkok dengan harga akhir 600.000 yuan (sekitar Rp1,36 miliar).