Terakhir diperbarui pada 04/02/2025 oleh Timotius Ari
LayarHijau.com–Pada 3 Februari, Wang Xiaofei dan istri barunya Mandy tiba di Taiwan. Saat keluar dari bandara, Wang Xiaofei terlihat sedih dan penuh rasa sakit, dengan mata yang bengkak. Ia juga membungkuk di depan para wartawan dan menyatakan harapannya agar para reporter lebih banyak mengungkapkan hal-hal baik tentang mantan istrinya, Barbie Hsu. Ketika media bertanya apakah ia datang untuk membantu pemakaman, ia menjawab dengan merapatkan kedua tangan, “Xiyuan adalah keluargaku,” tanpa memberikan jawaban yang jelas.



Sementara itu, secara terpisah ibu Wang Xiaofei yang juga merupakan mantan mertua Barbie Hsu, Zhang Lan juga memberikan tanggapan terkait kematian mantan menantunya itu.

Ia menyatakan bahwa sebagai kerabat anak-anak Barbie Hsu, ia dan Wang Xiaofei bersedia membantu dalam segala kebutuhan setelah kejadian ini. “Kematian Xiyuan adalah kehilangan bersama bagi kami, dan ini adalah pukulan berat bagi anak-anak! Prioritas kami sekarang adalah menghibur dan melindungi kedua anak tersebut. Ini adalah misi dan tujuan bersama kami,” ungkapnya dalam postingan di Weibo dilansir dari Sohu.
Barbie Hsu yang memiliki nama asli Xu Xiyuan meninggalkan dua anak dari mantan suaminya, pengusaha China Wang Xiaofei. Mereka bercerai secara tidak harmonis pada tahun 2021 setelah bersama selama 10 tahun.Ia menikah dengan suami sekarang, musisi Korea Selatan DJ Koo, pada tahun 2022. Mereka sebelumnya berpacaran pada tahun 1990-an.
Seperti diberitakan sebelumnya, Barbie Hsu atau yang dikenal sebagai Big S di China telah meninggal dunia akibat pneumonia, menurut laporan dari media setempat. Ia berusia 48 tahun.
Barbie Hsu adalah salah satu figur terkemuka di dunia berbahasa Mandarin, dan berkat Meteor Garden, ia menjadi bintang terkenal di negara-negara seperti Filipina, Indonesia, dan Thailand setelah serial tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa lokal.
Kabar kematiannya telah menimbulkan rasa duka yang mendalam di media sosial, di mana banyak penggemar menyatakan keterkejutannya dan memberikan penghormatan kepada Hsu atas pengaruhnya dalam dunia hiburan.
Saudarinya, Dee Hsu, mengonfirmasi berita duka ini kepada TVBS News Taiwan pada hari Senin, setelah munculnya rumor mengenai kematiannya sehari sebelumnya. Ia dilaporkan jatuh sakit saat berlibur di Jepang.
“Selama Tahun Baru Imlek, keluarga kami pergi berlibur ke Jepang. Saudariku tercinta, Barbie, sayangnya telah tiada setelah mengalami pneumonia yang disebabkan oleh influenza,” ungkap Dee dalam pernyataan yang disebarkan oleh manajernya, seperti dilansir dari BBC.
Hsu memulai kariernya di dunia hiburan pada usia 17 tahun sebagai bagian dari duo pop bersama saudarinya, Dee. Keduanya kemudian menjadi pembawa acara TV yang dikenal dengan gaya ceria dan selera humor yang khas.
Namun, Meteor Garden, yang merupakan adaptasi dari komik Jepang tahun 1990-an, membuat Hsu dikenal di luar lingkup berbahasa Mandarin.
Dalam serial tersebut, Hsu berperan sebagai Shancai, seorang gadis dari keluarga kelas menengah yang bersekolah di sekolah swasta elit dan terlibat dalam kisah cinta dengan pewaris keluarga kaya.
Empat rekan main prianya di Meteor Garden kemudian membentuk boyband Taiwan F4, yang menjadi salah satu grup Mandopop paling terkenal di tahun 2000-an.
Pada hari Senin, anggota F4, Ken Chu, mengunggah gambar hitam kosong di Instagram, serta foto grup bersama Hsu. “Sungguh suatu kejutan,” tulisnya di Weibo.
Meteor Garden berhasil menarik perhatian penonton Asia sebelum adanya layanan streaming video. Di Filipina, sebuah stasiun TV lokal dilaporkan menayangkan serial ini delapan kali untuk memenuhi permintaan penggemar. Salinan CD bajakan dari serial tersebut juga banyak dijual di kios-kios pinggir jalan.
Selain itu, lagu tema Meteor Garden juga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa lokal dan menjadi hits di radio serta saluran video musik.
Dua dekade setelah peluncurannya, popularitas Meteor Garden masih bertahan, dan remake-nya selama bertahun-tahun telah menarik banyak penggemar baru. Versi dari serial ini juga telah diproduksi di Jepang, Korea Selatan, Tiongkok daratan, dan India.
Hsu menjadi perbincangan terhangat di platform media sosial China, Weibo, pada pagi hari Senin. Banyak postingan tentang influenza di Jepang juga menjadi trending.
“Saya tidak percaya ini,” demikian salah satu komentar yang mencerminkan ratusan perasaan serupa.
“Usianya baru 48 tahun… ini terlalu mendadak,” tulis komentar lain di Weibo. “Ini sulit untuk diterima.”
Hsu memiliki riwayat epilepsi dan penyakit jantung, serta pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena serangan kejang.